jpnn.com, JENEWA - Korea Utara (Korut) belum berniat berhenti membuat dunia cemas. Tembakan rudal Hwasong-12 yang sempat memicu alarm bahaya Jepang karena melintasi Pulau Hokkaido hanyalah awal.
Demikian juga uji coba bom hidrogen alias termonuklir di fasilitas nuklir Punggye-ri yang diklaim sebagai sebuah kesuksesan.
BACA JUGA: Tak Mempan Disanksi, Korut Bangga Bikin Dunia Marah
Kemarin (5/9) dalam Conference on Disarmament di Kota Jenewa, Swiss, Korut mengaku masih punya banyak kejutan lain.
Han Tae-song, duta besar Korut untuk Swiss, menyebut rangkaian kejutan yang dipersiapkan rezim Kim Jong-un itu sebagai paket hadiah untuk Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Amerika Serikat: Kim Jong Un Mendambakan Perang
"Serangkaian mekanisme bela diri yang baru saja negara kami luncurkan adalah paket hadiah untuk AS, bukan yang lain," katanya.
Han juga menyatakan bahwa Korut masih punya banyak hadiah yang lain untuk Negeri Paman Sam.
BACA JUGA: Mengenal Bom Hidrogen, Senjata Pemusnah Masal Terbaru Korut
"AS akan mendapatkan lebih banyak hadiah selama mereka masih melanjutkan provokasi dan tekanan terhadap DPRK (nama resmi Korut)," ungkapnya tanpa menyebut hadiah apa yang dimaksud.
Soal penembakan Hwasong-12 dan uji coba nuklir ke-6 yang meÂmantik amarah dunia, Han justru mengaku bangga pada negerinya.
Di hadapan perwakilan diplomatik AS dan negara-negara PBB yang lain, Han menegaskan bahwa ancaman dan sanksi atau gertakan tidak akan membuat ciut nyali Korut.
Rezim Jong-un, menurut dia, tidak mempan diancam atau disanksi.
"Dalam kondisi apa pun, DPRK (Korut) tidak akan pernah membawa program nuklir ke meja perundingan," tegasnya. Semakin ditekan, dia mengaku bahwa Korut bakal semakin nekat.
"Semua yang kami lakukan itu hanyalah bagian dari upaya untuk membela diri dan melawan ancaman serta permusuhan yang AS tebarkan selama beberapa dekade terhadap negara kami," papar Han.
Bagi Pyongyang, latihan militer gabungan dengan Korea Selatan (Korsel) maupun Jepang yang rutin AS lakukan adalah provokasi.
Dengan pamer kekuatan di Semenanjung Korea, menurut dia, AS mengintimidasi Korut.
Robert Wood, diplomat AS yang hadir dalam konferensi tersebut, sama sekali tidak menyinggung tentang perundingan.
Setelah mendengar keterangan Han, dia mengatakan bahwa Korut menodai kepercayaan masyarakat internasional lewat uji coba bom hidrogen pada Minggu (3/9).
"Sekali lagi, mereka telah menipu kita. Kini semuanya terserah Dewan Keamanan (DK) PBB," ujarnya.
Presiden Vladimir Putin kembali menyerukan imbauannya kepada semua pihak yang berkonflik di Semenanjung Korea untuk bisa menahan diri. AS dan sekutunya, menurut dia, harus berhenti menekan Korut.
"Sanksi baru tidak akan ada gunanya. Mereka (Korut) akan lebih memilih untuk makan rumput ketimbang menghentikan program nuklirnya," kata pemimpin 64 tahun itu.
Putin menyebut jalur diplomasi sebagai mekanisme paling tepat untuk menghentikan krisis nuklir Korut.
Sebab, bahasa kekerasan atau militer justru akan membuat Semenanjung Korea jatuh dalam perang.
Lebih buruk lagi, adu kekuatan AS dan sekutunya versus Korut bisa memantik bencana global. (AFP/Reuters/BBC/CNN/hep/c6/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambil Tersenyum, Nenek Ri Umumkan Korut Punya Senjata Nuklir Baru
Redaktur & Reporter : Natalia