Krisis Nuklir Korea

Sambil Tersenyum, Nenek Ri Umumkan Korut Punya Senjata Nuklir Baru

Senin, 04 September 2017 – 06:06 WIB
Penyiar kawakan Korea Utara Ri Chun-hee mengumumkan keberhasilan uji coba bom hidrogen, Minggu (3/9). Foto: AFP

jpnn.com, SEOUL - Ri Chun-hee kembali muncul di layar kaca, Minggu (3/9). Penyiar kawakan Korean Central News Agency alias KCNA tersebut mengumumkan keberhasilan uji coba nuklir Korea Utara (Korut).

Itu merupakan uji coba ke-6 dan kekuatannya lima atau enam kali lebih dahsyat ketimbang sebelumnya. PBB dan negara-negara Barat pun langsung mengecam Korut.

BACA JUGA: Korut Jajal Bom Hidrogen, Ini Kata Ahli Nuklir Tanah Air

”Kesuksesan yang sempurna,” ujar Ri dengan tegas dari studio dengan latar belakang Gunung Paektu yang berada di perbatasan Korut-Tiongkok.

Berbalut busana tradisional Korut, joseon-ot atau choson chogori, perempuan berusia 74 tahun itu tersenyum lebar setelah mengumumkan kesuksesan program nuklir Pyongyang. Dia mengatakan bahwa rezim Kim Jong-un baru saja mengujicobakan bom hidrogen yang bisa diusung rudal balistik Korut.

BACA JUGA: Korut Jajal Bom Nuklir, Getarannya Terdeteksi Hingga Sumbar

Setelah ayah Jong-un mangkat, Ri jarang tampil sebagai pembaca berita. Karena usianya tidak muda lagi, perempuan yang disebut-sebut sebagai penyiar kesayangan mendiang Kim Jong-il itu pamit dari layar kaca pada 2012. Tepatnya, sebulan setelah Kim wafat. Namun, dia masih muncul untuk mewartakan berita tentang capaian nuklir Korut.

Maka, saat Ri muncul di layar kaca, warga Korut yang rata-rata tidak update informasi langsung paham bahwa Pyongyang baru saja unjuk kekuatan nuklir. Bagi rezim Jong-un, Ri adalah simbol kesuksesan.

BACA JUGA: Korut Mengaku Sukses Jajal Bom Nuklir Terbaru

Bagi rakyat Korut, Ri adalah kebanggaan. Tapi, bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya serta sebagian besar penduduk dunia, Ri adalah nenek pembawa kabar buruk.

”Kini sudah jelas terbukti bahwa senjata nuklir Korut sangat presisi,” ungkap Ri dengan raut wajah semringah.

Dalam siaran kemarin, dia juga memamerkan beberapa foto Jong-un. Salah satunya menunjukkan putra bungsu mendiang Kim itu duduk menghadap sebuah meja bundar bersama seorang jenderal. Di dekat mereka terlihat tiga pejabat pemerintah.

Dari Seoul, pejabat Badan Meteorologi Nasional menyatakan bahwa dampak uji coba nuklir Korut itu sangat terasa di negerinya.

Sebelum KCNA menampilkan Ri yang lagi-lagi memakai pakaian tradisional berwarna pink, Seoul sudah tahu Pyongyang mengujicobakan nuklir.

Sebab, sebagian penduduk Korsel merasakan getaran hebat setara gempa kemarin. ”Gempa palsu akibat ledakan bom nuklir itu berkekuatan 6,3 skala Richter,” terang juru bicara USGS, lembaga survei geologi AS.

Episentrum alias pusat getaran berasal dari fasilitas nuklir Korut di Desa Punggye-ri, Kilju County, Provinsi North Hamgyong. Lima uji coba nuklir sebelumnya juga selalu dilakukan di lokasi yang sama. Yakni, pada 2006, 2009, 2013, dan dua kali pada 2016.

Lee Mi-sun, kepala Badan Meteorologi Korea, mengatakan bahwa skala getaran yang terasa akibat ledakan bom hidrogen kali ini lima atau enam kali lebih besar daripada uji coba ke-5.

Namun, kantor berita Yonhap menyebut kekuatan ledakan dalam uji coba kali ini 9,8 kali lipat lebih besar daripada sebelumnya. Seperti lima uji coba sebelumnya, bom hidrogen kemarin juga bisa diusung oleh rudal balistik interkontinental.

Sebenarnya, tanda-tanda bahwa Korut akan melakukan uji coba nuklir sudah terdeteksi beberapa waktu lalu. Mulai citra satelit yang menunjukkan peningkatan aktivitas di Punggye-ri sampai pada foto-foto Jong-un yang berkoordinasi dengan petinggi militer di lokasi rahasia.

Kendati Seoul sempat menyebutkan bahwa uji coba nuklir tinggal menunggu tanggal, masyarakat internasional tak bisa mengantisipasinya.

Apalagi, foto-foto Jong-un itu tidak disertai keterangan lengkap. Baik lokasi maupun tanggal pemotretan. Maka, seperti biasanya, dunia hanya bisa menunggu.

Ketika Korut akhirnya benar-benar melakukan uji coba nuklir seperti kemarin, masyarakat internasional hanya bisa mengecam. Reaksi paling keras yang bisa ditunjukkan hanyalah sanksi atau embargo.

”Korut mengabaikan peringatan yang sudah berkali-kali disampaikan oleh masyarakat internasional dan nekat melakukan uji coba nuklir. Ini tidak bisa dibiarkan,” kata Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe.

Melalui Kementerian Luar Negeri, Tiongkok pun menyayangkan kenekatan Pyongyang. Kemarahan juga ditunjukkan AS dan Prancis. (AFP/Reuters/BBC/hep/c6/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Eropa Panik, Minta AS Setop Tekan Korut


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler