jpnn.com, BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, terus mematangkan berbagai persiapan agar trem segera beroperasi. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim akan mengunjungi Utrecht, Belanda, untuk meninjau trem yang bakal dihibahkan ke kota hujan.
“Saya dan tim dari Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah) dan BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) diundang oleh Provinsi Utrecht, Belanda, untuk meninjau fasilitas trem yang mereka miliki,” ujar Dedie.
BACA JUGA: Akhir 2018, Proyek Trem Surabaya Mulai Dibangun
Dalam proses tersebut, Dedie menuturkan, pemkot akan mempelajari cara mengoperasikan trem. Dia mengatakan, sebanyak 24 set rolling stock atau rangkaian akan ditinjau.
“Jadi ini adalah respons atas undangan yang dikeluarkan mereka. Ini juga atas undangan termasuk dari Atase Perhubungan RI (Republik Indonesia) di Den Haag,” sambungnya.
BACA JUGA: Antusias Sambut Proyek Trem, KAI Siapkan Pembebasan Lahan
Dedie menerangkan, pihaknya telah mengusulkan empat koridor yang akan dilewati trem. Pertama, yang menghubungkan antara Terminal Baranangsiang dengan Stasiun Kereta Api Bogor.
Koridor kedua, kata Dedie, Jalan Pengadilan menuju Plaza Jambu Dua. Koridor ketiga, Plaza Jambu Dua menuju Lippo Kebun Raya Bogor. Kemudian, koridor keempat Lippo Plaza Ekalokasari ke Terminal Baranangsiang. “Tapi masih usulan,” ucapnya.
Dari keempat koridor, Dedie mengatakan, pemkot akan mengusulkan koridor pertama sebagai transit oriented development (TOD). Dengan demikian, trem dapat terintegrasi dengan transportasi massal di Kota Bogor.
Dedie menyebut, pemkot masih akan melakukan kajian secara bertahap. Pihaknya, telah melibatkan PT Widya Sapta Colas, PT Kereta Api Indonesia (Persero) hingga PT INKA untuk penerapan trem.
Kajian yang dilakukan sejumlah partner tidak menyerap anggaran dari APBD Kota Bogor. Sebab, Dedie menyebut, partner memiliki kepentingan untuk menjelaskan proses bisnis.
“Dari hasil kajian itu ada proses bisnis. Nah, ini nanti mau dilelang, atau KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha) atau skema investasi, itu nanti,” ucapnya.
Selain itu, Dedie menyebut, pihaknya juga akan melakukan kajian secara internal. Dedie menjelaskan, pihaknya telah melakukan tahapan pembicaraan untuk menganggarkan kajian tersebut.
“Dari Bappeda mengkaji soal swakelola yang dilakukan tahun ini. Kami juga sedang memikirkan kajian akademisnya. Tapi ini belum tahu anggarannya, masih kami bicarakan,” ujarnya.
Ia menegaskan, pengembangan transportasi di Kota Bogor akan dilakukan secara berkala. Dia menyatakan akan melakukan kajian secara menyeluruh termasuk pembatasan angkot yang beredar di Kota Bogor.
“Nanti setelah itu, kami pikirin koridor Transpakuan. Trem dulu, kemudian Transpakuan. Setelah itu, kami kaji masalah angkot masalah rerouting dan konversi ini satu paket,” katanya. (wil/c)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti