KPA Banyumas Tetap Bagikan Kondom

Jumat, 06 Desember 2013 – 10:16 WIB

jpnn.com - PURWOKERTO- Kegiatan Pekan Kondom Nasional dengan membagi-bagikan kondom untuk memerangi HIV/ AIDS terus mendapat tentangan. Namun, Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) Banyumas mengaku akan terus melakukan bagi-bagi kondom gratis meskipun tidak dalam Pekan Kondom Nasional.

Sekretaris (KPA) Banyumas, Budi Pramono mengatakan, larangan terhadap pemberian kondom hanya karena berbeda sudut pandang saja. Menurutnya, pembagian kondom yang dilakukan merupakan salah satu cara mencegah HIV AIDS dari segi kesehatan. "Kalau keduanya dipadukan sampai kapanpun tidak akan bertemu. Ya ibaratnya rel kereta yang tidak pernah bertemu ujung," katanya mengumpamakan.

BACA JUGA: Bayi Nyaris Tewas Akibat Perawat Salah Suntik Obat

Pemberian kondom yang selama ini dilakukan, diakuinya tidak menyalahi aturan karena pengguatan kondom tersebut dilakukan di tempat-tempat yang beresiko tinggi seperti gang sadar maupun Kampung Rahayu dan juga hotel-hotel di Baturraden. "Kalau saya membagikan kondom di sekolah-sekolah, itu baru menyalahi aturan," tambahnya.

Budi menegaskan, meskipun ada Pekan Kondom maupun tidak, pembagian kondom akan terus dilakukan. Bahkan, dalam rangka pekan kondom tidak ada hal spesial dari biasa. "Kami melakukan aktifitas seperti biasa, pembagian kondom secara gratis dilakukan tiap hari meskipun bukan pekan kondom," jelasnya.

BACA JUGA: Mobil Anggota DPRD Banyumas Dibakar

Hal tersebut, dikatakan Budi bukan menjadi salah satu ganjalan. Karena menurutnya, banyak kondom yang dijual bebas di pasaran seperti supermarket, bahkan minimarket bisa dibeli dengan bebas.

Penggunaan kondom dirasa menjadi salah satu cara untuk mengurangi Infeksi Menular Seksual (IMS). "IMS merupakan gerbang menuju HIV AIDS, penguatan kondom saat ini memang sangat diperlukan," terangnya.

BACA JUGA: Menginap di Pesantren, Dahlan Jadi Motivator

Hal sennada disampaikan Koordinator sub sub resection LPPLSH Rahman Arif Gunawan.  Menurutnya, saat ini solusi untuk kasus HIV yakni dengan menggunakan kondom.  Dikatakan dia, saat ini pihaknya juga merasa binggung untuk memberikan solusi. Menutup Gang Sadar atau menutup tempat-tempat lain yang merupakan tempat yang beresiko tinggi tidak akan menjadi solusi.
Dikatakan dia, hal tersebut berhubungan dengan perut. "Saya rasa menutup gang sadar bukan menjadi solusi, karena bisa saja berpindah ke lain tempat," terangnya.

Karena berdasarkan pantauannya, orang-orang yang bekerja tersebut dikarenakan keadaan ekonomi yang memaksa. "Kalau mereka tidak bekerja anak mereka mau dikasih makan apa. Jadi saya rasa kondom menjadi solusi untuk mengurangi HIV, bukan melegalkan seks atau sejenisnya," katanya.

Meskipun adanya larangan tersebut, pihaknya mengaku akan tetap melakukan pembagian kondom. "Kami akan tetap melakukan pekan kondom, karena memang belum ada solusi mengenai permasalahan yang satu ini," tegasnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas belum bisa menentukan sikap terkait ditentangnya pembagian kondom tersebut. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dr Istanto MKes mengaku masih menunggu menunggu surat resmi dari Kementrian Agama. "Jika sudah ada surat resmi kami akan merumuskan tindakan selanjutnya," jelasnya kepada Radarmas.

Dewan Syariah Nasional MUI,  Didin Hafidhuddin mengaku kecewa dengan Menteri Kesehatan yang telah melegalkan pemakaian kondom dengan adanya Pekan Kondom Nasional. Didin juga menganggap Menkes tidak berfikir sehat dengan bagi-bagi kondom gratis tersebut.  

"Saya kecewa berat dengan Menkes. Ko kondom dibagi-bagikan gratis. Apapun alasannya itu salah," kata Didin ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar Ekonomi Islam di gedung PWP, Rabu (4/12).

Dikatakan guru besar IPB bagi-bagi kondom grais ini adalah bentuk melegalkan perzinaan. "Perzinaan itu dalam hukum agama maupun negara sudha salah. Tapip malah difasilitasi. Mennes ini aneh," ungkapnya.

Didin juga menegaskan akan mengawal sampai pekan kondom ini benar-benar berhenti. "kalau mau demo saya sangat mendukung penuh," katanya.

Ungkapan kekecewaan Didin terhadap Menkes juga Ia sampaikn dalam jejaring sosialnya. Melalui akun Tweeternya, @hafiduddin menuliskan tertanggal 2 Desember bahwa 'hakikat gerakan kondomisasi ini adalah legalisasi zina yang sangat dikutiuk dan dimurkai ALlah SWT'. Pada tweet berikutnya Didin juga menuliskan bahwa 'hanya orang yang tidak bertuhan dna tidak beragama  yang tidka takut terhadap murka Allah SWT. Nau'dsubillah himindzalik. Dan pada postingan terakhir Didin memohon Menkes segera menghentikan kegiatan ini (kondomisasi) untuk menyelamatkan bangsa dan negara dan terutama generasi muda.

Terpisah anggota FPPP Endang Sutarsih juga menentang keras adanya pekan kondomisasi pada peringatan Hari HIV Aids nasional. Dikatakan Endang, pembagina kondom kepada oleh siapapun dan kapanpun tidak dibenarkan. Sebba, hal tersebut justriu akan meningkatrkan perilaku seks yang menyimpang.

"Kalau diberikannya kepada orang yang sudah menikah mungkin tidak masalah, tetapi jika diberikan kepada orang yang belum nikah, malah justru akan membuat penasaran dan menjadi alat coba-coba. Bahkan bukan tidak mungkin akan meningkatkan perilaku menyimpang dengan seks bebas, baik oleh komiunitas yang memiliki perilaku menyimpang maupun generasi muda yang terjerumus dalam perilaku tersebut," katanya.(ida/rin/acd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Deposito Dana APBD, Kota Bekasi Untung Rp38 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler