KPBS Pengalengan Tetap Bertaji Kala Pandemi

Selasa, 14 Juli 2020 – 20:39 WIB
Kegiatan di KBPS Pengalengan. Foto: Humas Kemenkop UKM

jpnn.com, JAKARTA - Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asupan bergizi seperti susu segar untuk mendongkrak daya tahan tubuh, memberi berkah bagi usaha Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.

Sejak mewabahnya penyebaran virus corona, banyak usaha yang gulung tikar sehingga jutaan orang terancam kehilangan pekerjaan.

BACA JUGA: Salurkan Subsidi Bunga KUR, Kemenkop UKM dan BRI Bersinergi Bangkitkan UMKM

Perusahaan yang masih bertahan pun terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran.Namun tidak demikian halnya dengan usaha KPBS Pangalengan yang tetap bisa unjuk gigi.

Ketua Umum KPBS Pangalengan Aun Gunawan mengatakan, usaha koperasi yang dipimpinnya justru meningkat.

BACA JUGA: Menteri Teten: Koperasi Harus Masuk ke Sektor Ekonomi Unggulan Nasional

Produksi susu dan produk olahannya terkerek karena masyarakat menyadari pentingnya makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

“Ada tren peningkatan permintaan terhadap susu dan produk olahannya sejak pandemi ini,” ujar Aun, di Jakarta, Selasa (14/7).

BACA JUGA: Kemenkop dan UKM Menginisiasi Pembentukan Pusat Informasi Pemulihan Ekonomi KUMKM

Koperasi yang pada tahun lalu genap berusia setengah abad ini diketahui merupakan salah satu koperasi produsen susu terbesar di Jawa Barat.

KPBS yang beranggotakan sebanyak 4.229 orang ini mampu memproduksi susu segar sebesar 75.000 kg per hari.

Di bawah kepemimpinan Aun, KPBS melakukan sejumlah inovasi seperti pola penyetoran susu sapi dari peternak tak lagi dilakukan pencatatan manual namun menggunakan aplikasi yang dioperasikan melalui ponsel pintar. Selain itu, memiliki server khusus sebagai pusat data.

Selain mengolah susu pasteurisasi, KPBS juga memproduksi produk turunan susu seperti yogurt, keju, dan butter. Ini menjadikan usahanya semakin berkembang dan diminati masyarakat.

Dari usaha tersebut, koperasi memiliki aset sebesar Rp 146,61 miliar dan volume usaha mencapai Rp 281,28 miliar.

KPBS pun terus meningkatkan kualitas layanan kepada anggota seperti pembangunan Rumah Sakit Umum KPBS dengan prioritas pelayanan untuk anggota yang kini sudah mencapai tahap persiapan operasional.

Selain itu, penyediaan hijauan makanan ternak melalui kerjasama pengelolaan lahan milik PTPN VIII dan pengadaan mesin pengolahan hijauan makanan ternak (chopper, silage baler).

KPBS juga meningkatkan penyediaan permodalan bagi anggota melalui BPR; meningkatkan penyediaan mesin perah, penyediaan bibit sapi perah unggul dan mengadakan program Umroh gratis untuk anggota.

Aun menambahkan, agar usaha koperasi produsen seperti yang digeluti KPBS terus bertumbuh, ia berharap keberpihakan dari pemerintah.

Hal itu bisa diwujudkan melalui penetapan harga dasar susu dari Industri Pengolahan Susu (IPS) ke koperasi; subsidi harga bahan baku pakan ternak; pengadaan bibit sapi impor dan pengetatan perijinan untuk pembangunan mega farm milik swasta.

Yang tidak kalah pentingnya adalah mempermudah pengajuan pinjaman permodalan pada lembaga pengelolaan dana bergulir. “Koperasi butuh keberpihakan yang nyata dari pemerintah,” pungkasnya.(ikl/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler