JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak segera menelusuri dugaan skandal penyimpangan pajak keluarga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang belakangan disebut Yudhoyono-Gate. Desakan ini datang dari Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) yang terdiri dari sejumlah aktivis seperti Boni Hargens, Haris Rusly, Neta S Pane, Fuad Bawazier, Ratna Sarumpaet dan Adhie Massardi.
Mereka mendatangi KPK pada Senin (4/2) untuk mendorong KPK membongkar penyimpangan pajak SBY dan keluarganya. "Ini kerjaan baru KPK untuk kerjakan pekerjaan baru yang kami sebut Yudhoyono-Gate. Jadi 3 Yudhoyono. INi menjadi tugas KPK untuk membongkarnya," kata Boni.
Persoalan pajak keluarga SBY ini, kata Boni, sudah sangat jelas dari adanya surat pemberitahuan (SPT) tahun 2011 dari Direktorat Jenderal Pajak. Dalam SPT itu, kata Boni, Presiden SBY memperoleh kekayaan dalam kuartal pertama sebesar Rp 1,37 miliar dalam 1 tahun dengan tambahan Rp 107 juta sebagai royalti. Dalam dokumen itu juga terungkap SBY membuka rekening bank dengan total Rp 4,98 milliar dan USD 589.189 atau sekitar Rp 5,7 Miliar. Dalam SPT itu tak disebutkan detail dari mana sumber keuangan milik Presiden. Inilah yang dipertanyakan Boni dan kawan-kawannya.
Belum lagi, lanjut Boni, putera SBY, Agus Harimurti Yudhoyono juga memiliki persoalan yang sama yakni tentang pertanggungjawaban sumber uang di rekeningnya. Jumlahnya melebihi penghasilan Agus per tahun sebagai perwira Kostrad yang bernilai Rp 70,2 juta.
"Dokumen pajak memperlihatkan Agus membuka rekening di empat bank berbeda dan akun deposito dengan total Rp 1,63 milliar dengan pertambahan lain-lain termasuk dari istrinya. Semua ini menurut Ditjen Pajak tidak ada klarifikasi yang rasional tentang sumber-sumber pendapatan dan dikaitkan dengan jabatan mereka," terang Boni
Oleh karena itu Boni Cs meminta KPK untuk segera melakukan investigasi terkait skandal pajak SBY ini. Pihaknya bahkan meminta ada investigasi khusus soal pajak itu.
"Persoalan pajak keluarga Presiden SBY ini sangat penting, namun entah mengapa belakangan mulai hilang karena kasus korupsi daging sapi yang menjerat presiden partai. Ini tugas KPK untuk tuntaskan dan telusuri," tandas Boni. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajukan PK, Terpidana Bom Kuningan Belum Dieksekusi
Redaktur : Tim Redaksi