jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan lima tersangka suap pengurusan anggaran proyek 12 ruas jalan di Sumatera Barat pada APBN Perubahan 2016.
Lima tersangka itu ialah anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat I Putu Sudiartana, staf Putu bernama Novianti (Nov), Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Suprapto (SPT) Kemudian rekan Putu bernama Suhaimi (SHM) dan pengusaha bernama Yogan Askan.
BACA JUGA: Di Komisi III, Putu Dikenal Sebagai Kembaran Desmond Mahesa
Sedangkan suami Novianti bernama Mukhlis dilepas karena diduga tidak aktif terlibat.
Praktik suap menyuap ini mengundang keprihatinan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Sebab, Syarif menegaskan, praktik ini dilakukan saat bulan suci Ramadan.
BACA JUGA: Senin Anak Buah SBY Ikut Bukbers KPK, Selasa Terjaring OTT
"Ternyata di Bulan Ramadan pun hal seperti ini masih terjadi. Seharusnya ini tidak terjadi," kata Laode Syarif didampingi Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan, di markasnya, Rabu (29/6).
Sebelum ditangkap, Putu sebenarnya sempat bergabung bersama rombongan Komisi III DPR buka puasa bersama dengan pimpinan KPK, Senin (27/6) di markas komisi antirasuah.
BACA JUGA: DPR: Kemenkes Selalu Mentahkan Penguatan BPOM RI
Namun, keesokan harinya, wakil bendahara umum Partai Demokrat itu diringkus KPK. Komisi antikorupsi membantah saat mengundang buka puasa bersama itu sekaligus "memprofil" Putu.
"Tidak ada hubungan dengan buka bersama, surveillance, penyadapan. Jadi buka puasa itu tidak ada hubungannya dengan itu," kata Syarif.
Basaria juga menegaskan tidak ada kaitan OTT dengan buka puasa bersama. "Ini semua pekerjaan penyidik," kata Basaria.
Ia mengaku baru tahu detail termasuk waktu transfer dana suap yang diperkirakan dari Sabtu (25/6) hingga Senin (27/6) setelah dilakukan gelar perkara, Rabu (29/6) pagi tadi. "Kalau kita tahu hari itu (Senin 27/6) sudah kita tangkap hari itu," ujar Basaria.
Sekali lagi, ia menegaskan, jangan dihubung-hubungkan buka puasa bersama dengan OTT atau memprofil Putu. "(Buka puasa bersama) itu itikad baik kami untuk bersilaturahmi dan berkoordinasi," tutup purnawirawan Polri berpangkat Inspektur Jenderal, ini.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Saya Tidak Ingin Dengar Oknum jadi ‘Backing’
Redaktur : Tim Redaksi