KPPU Terperangah, Semen di Papua Rp. 1,8 Jt/ Sak

Jumat, 02 Oktober 2009 – 10:55 WIB
JAYAPURA- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengaku terperangah setelah mengetahui harga semen di Papua mencapai Rp1,8 juta per saknya

BACA JUGA: Obsesi Gubernur Pesawat Jangkau Papua

"Kami benar-benar terperangah, ketika mendengar paparan harga satu sak semen di Papua bisa mencapai Rp.1,8 juta per sak
Harga ini sungguh tidak wajar

BACA JUGA: Gempa Sumbar Dongkrak Inflasi

Kurang bisa diterima secara nalar," kata anggota KPPU Ahmad Ramadhan Siregar saat bekunjung ke kantor Cenderawasih Pos, Kamis (1/10) malam.

Meski begitu, Ahmad Ramadhan belum berani menyimpulkan mengapa harga semen di Papua bisa semahal itu
Terutama dalam unsur-unsur monopoli

BACA JUGA: Maskapai Jangan Manfaatkan Kesempatan!

"Kita belum mengetahui, dimana unsur monopolinyaApakah di sektor penjualannya, atau disektor transportasinya," ujarnyaSeperti diketahui, harga semen dari Pabrik dilepas pada kisaran harga Rp.30 ribu hingga Rp.35 ribuSedangkan di pasaran, pada kisaran harga Rp70 ribu per saknya.

Karena itu, KPPU akan mempelajari secara detil dan akan terjun langsung ke lapangan, untuk melihat langsung bagaimana distribusi semen sehingga harganya bisa melangit ituDari hasil tinjauan sementara, KPPU mendapat keterangan bahwa persoalan yang melambungkan harga semen adalah masalah transportasi."Persoalan hingga membuat  harga semen melambung adalah faktor transportasiKarenanya kami akan mengecek juga, mengapa hanya ada satu maskapai penerbangan yang melayani daerah atau kabupaten tertentu, ini sudah menyalahi," beber Ahmad yang mengaku telah mendapat laporan lebih dalam

Untuk itu, Ahmad Ramadhan berencana akan memanggil sejumlah Bupati di Papua untuk dimintai keterangan soal ini"Bupatinya akan kami panggil ke Jakarta," kata Ahmad.Menurut Ahmad, apa yang terjadi di Papua hampir tidak pernah terjadi di sistem perekonomian internasional, karena kendala geografis membuat harga transportasi pengiriman  lebih besar sampai 60 kali lipat dibanding harga komoditi itu sendiri"Masyarakat Papua akhirnya membayar ongkos kemahalan, bukan pada barangnya tetapi bagaimana mendapatkan barang itu," katanya yang juga menyebut tidak hanya harga semen tetapi merata pada semua komoditi

Sebelumnya KPPU tidak hanya mengecek soal harga semen di Papua tetapi juga beberapa produk semen lainnya seperti, Semen Padang, Semen Tonas, Semen Hoclim dan produk lainnya guna memastikan tidak terjadi kartel atau perjanjian dengan pelaku usaha lainnya yang bermaksud mempengaruhi harga dengan mengatur produksi atau pemasaran suatu barang atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya  praktek monopoli atau persaingan usaha yang tidak sehat
 
Ahmad juga menyebut bahwa pemerintah tidak boleh hanya menunjuk satu pelaku usaha karena bertentangan dengan undang-undang yang disebut di atas"Kami akan berikan masukan ke pemerintah setempat baik secara langsung maupun melalui DPR," sambung Ahmad.  Dalam hal ini KPPU setuju jika dalam proses pengembangan, pemerintah mengambil posisi sebagai operator, namun setelah itu jika dilihat  menunjukkan pengembangan maka pemerintah harus menempatkan posisi sebagai regulator"Pemerintah mengurangi perannya dan membiarkan usaha dikembangkan oleh pelaku usaha, namun tetap menjapat pengawasan," paparnyaAhmad juga menyinggung soal minuman keras dimana KPPU setuju jika Miras dikendalikan, hanya menurut Ahmad yang  terjadi di Papua saat ini adalah hanya melibatkan 1 pelaku usaha
 
"Nah ini yang kami tidak setuju, tidak boleh ada penunjukan karena sama artinya menghambat pengembangan investasiBiarkan pelaku usaha yang lain masuk," tegas Ahmad yang melihat peran media sangat penting untuk ikut mensosialisasikan tugas dan fungsi KPPULebih jauh disampaikan bahwa masyarakat sebagai pelaku perekonomian bisa melaporkan langsung jika menemukan apa yang dibeberkan di atas baik secara langsung atau melalui website"Jika ada persaingan tidak sehat, silahkan laporkan karena dalam KPPU juga ada sistem peradilanJika terbukti bisa dikenakan sanksi mulai denda hingga sanksi peninjauan izin usaha," tandasnya(ade/aj)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Angka Ekspor Agustus Catat Rekor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler