Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengirim tim bersama untuk menginvestigasi temuan puluhan ribu surat suara yang mayoritas sudah tercoblos untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden 01 di Selangor Malaysia. Temun surat suara tercoblos di Malaysia:Panwaslu Kuala Lumpur mendapati sekitar 40 -50 surat suara yang disimpang didalam ratusan karung di dua lokasi di Selangor, MalaysiaSampel dari temuan menunjukan surat suara pilpres sudah tercoblos untuk kubu 01 dan surat suara pileg untuk caleg dari Partai Nasdem nomor urut 3Personil KPU dan Bawaslu akan bertolak ke Malaysia untuk menyelidiki temuan ini.
BACA JUGA: KPU Dan Bawaslu Investigasi Temuan Ratusan Surat Suarat Tercoblos Di Malaysia
Panitia pengawas Pemilu (Panwaslu) Kuala Lumpur, Malaysia menemukan ratusan karung berisi surat suara di dua lokasi berbeda dengan total jumlah surat suara mencapai 40-50 ribu surat suara.
Temuan ini terungkap setelah pihak panwaslu menerima aduan dari seorang relawan pendukung kubu paslon 02 melalui pesan WhatsApp pada Kamis (12/4/2019) siang. Tidak lama berselang viral beredar di lini masa rekaman video yang memperlihatkan tumpukan kantong plastik yang disebut-sebut berisi surat suara.
BACA JUGA: Terapung di Perairan Filipina Selatan 20 Jam, WNI Kembali Ke Keluarga
External Link: Video temuan surat suara tercoblos di Malaysia
Panwaslu Kuala Lumpur, Yaza Azzahra Ulyana dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan mengatakan dari sejumlah sampel yang diambil terdapat surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan calon presiden dan wakil presian 01.
BACA JUGA: Pendiri WikiLeaks Julian Assange Ditahan Polisi Inggris
"Berdasarkan sampel yang dibuka di lokasi, semua surat suara telah dicoblos pada paslon 01. Untuk surat suara legislative sudah dicoblos Partai Nasdem dengan caleg Nasdem DPR RI no. urut 3." katanya.
Menanggapi kabar ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam keterangan pers bersama yang digelar di gedung Bawaslu Jakarta, Kamis malam.
Ketua KPU pusat, Arief Budiman meminta masyarakat dan semua pihak untuk tidak lebih dahulu menarik kesimpulan dan berpolemik terkait kabar temuan ini.
Menurutnya, jajaran KPU pusat telah bergerak cepat menindaklanjuti kabar temuan ini dengan langsung mengontak Panitia Pelaksana Pemilu Luar Negeri (PPPLN) yang diminta untuk segera melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Dan hingga Kamis (13/4/2019), malam penyelidikan itu masih berlangsung.
"Karena saya meminta laporannya yang detail. Kita perlu mengklarifikasi beberapa hal seperti itu tempat siapa, apa surat suara yang ditemukan disana berasal dari KPU, jumlahnya berapa, siapa yang pertama kali menemukan, siapa yang membuat video dan siapa yang melaporkan dan apa sikap dari otoritas setempat." katanya.
"Jadi mohon jangan ambil kesimpulan dan berpolemik." tandas Arief Budiman.
Arief Budiman juga mengatakan berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah disepakati KPU dan Bawaslu akan mengirimkan personilnya yang akan bertolak ke Malaysia besok, Jum'at, (13/4/2019).
"Jangan melihat ini secara berlebihan, karena kalau terjadi didalam negeri, perlakuan kita juga sama. Kita juga akan bertindak cepat. Tapi karena ini menyangkut beberapa hal yang sangat sensitif karena berada di luar negeri," tambahnya.
Sementara itu, anggota Bawaslu bidang pengawasan dan sosialisasi, Mochamad Afifudin menjelaskan Bawaslu akan menyelidiki temuan ini dengan meminta klarifikasi dari PPPLN Kuala Lumpur berdasarkan 3 metode pelaksanaan pemilu yang digelar di Malaysia.
Pertama pemilu metode Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 14 kantor perwakilan pemerintah Indonesia di Malaysia.
Kedua pemilu dengan metode Kotak Suara Keliling (KSK) dimana petugas akan berkeliling ke tempat-tempat yang disepakati misalnya di dekat area pemukiman warga Indonesia atau ditempat yang banyak warga Indonesia bekerja seperti perkebunan.
Dan ketiga pemilu dengan metode melalui pos. Surat suara sudah dikirim lebih awal oleh KPU pada tanggal 8 April lalu dan harus kembalikan oleh pemilih melalui PO. BOX yang sudah ditentukan.
"Kami akan klarifikasi dimana surat suara disimpan untuk ketiga jenis surat suara itu dan untuk metode KSK kapan dikelilingkan, kalau sudah dicoblos itu dikirimkan kemana, tempat yang ada di video itu apakah bagian dari tempat yang disewa PPPLN, bagaimana mekanis pengamanan surat suara, mengapa terlihat didalam kantong plastik bukan di dalam kotak suara." katanya.
"Setelah terverifikasi Bawaslu baru akan mengambil kesimpulan dan menentukan tindak lanjutnya apa" tambah Mochamad Afifudin. Photo: Spanduk ajakan mencoblos pasangan Jokowi - Amin dalam acara kampanye yang dihadiri Capres Joko Widodo di Depok, Jawa Barat, Kamis (12/4/2019). (ABC: Iffah Nur Arifah)
Bantahan kubu Jokowi - Amin
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Malaysia angkat suara terkait temuan surat suara tercoblos di Selangor. Dikutip dari pernyataan di sejumlah media, mereka mencurigai surat suara tersebut sengaja dibuat oleh oknum sebagai upaya menyudutkan kubu bernomor urut 01.
"Kami TKN Malaysia terkejut mendengar berita yang tersebar bahwa ada oknum yang melakukan tindakan kriminal terkait pencoblosan kertas suara secara sengaja di wilayah Bangi, Selangor, Malaysia," ujar Sekretaris TKN Malaysia Dato M Zainul Arifin dalam keterangannya .
Sementara Ketua DPP bidang Media dan Komunikasi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Willy Aditya dalam keterangan tertulisnya mengatakan partai Nasdem mendesak kepolisian dan Bawaslu mengusut tuntas temuan ini. Namun sebagai pihak yang turut terseret dalam kasus ini, Nasdem membela diri dengan mengatakan banyak keganjilan dalam video suara yang tercoblos di Malaysia.
Dia mengatakan, suara yang tercoblos jika diamati sepintas adalah surat suara yang akan dikirim dengan pos.
"Amplop yang ada belum terkirim tetapi sudah dicoblos, logikanya jika amplop sampai ke tangan penerima tentu akan muncul persoalan," kata Willy Aditya.
Di pihak lain, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hasjim Djojohadikusumo dalam acara deklarasi Aliansi Advokat Indonesia Bersatu juga ikut menyinggung soal temuan ini dan menyebutnya sebagai skandal yang menyedihkan.
"Peristiwa yang kita saksikan bersama di televisi dan media sosial ini seluruhnya ada bukti, bukti bahwa yang kami selalu, yang selama beberapa bulan kami curigai itu sebetulnya ada dan sedang terjadi dan kita saksikan sedang terjadi di Malaysia," kata Hashim.
Indonesia dalam hitungan hari akan menyelenggarakan pemilu serentak 2019.
Dimana 192.866.254 pemilih yang telah resmi terdaftar akan menggunakan suara mereka untuk memilih anggota DPR RI, DPRD 1 dan DPRD 2 serta pasangan Presiden dan Wakil Presiden secara serentak dengan total Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 810.329.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Bullying Audrey: Pelaku Juga Korban