"Jangan diulang partai tidak ikut peserta pemilu dan penghujung diikutkan. Ini jangan terjadi lagi, harus dibuka lebar-lebar pintu komunikasi. Jika dibuka secara luas tidak ada kecurigaan," kata Taufik dalam acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10).
Sementara itu Ketua Tim Verifikasi Partai Amanat Nasional (PAN), Putra Jaya Husein mengharapkan KPU tidak takut berkompromi soal teknis operasional verifikasi. Salah satu kompromi yang bisa diambil adalah penggunaan cara manual dalam menginput data untuk verifikasi administrasi.
Menurut Putra, KPU bisa berkompromi soal hak teknis selama tidak mengubah substansi materi verifikasi. "Sistem IT tidak ada yang handal maka ada back up sipol manual. Karena di undang-undang tidak ada harus elektronik. Kompromi teknis operasional bukan kompromi substansi," ujar Putra.
Menanggapi masukan parpol, anggota KPU Sigit Pamungkas mengatakan bahwa lembaganya mengutamakan transparansi. Sigit pun menilai tidak ada yang perlu diperdebatkan dalam proses verifikasi.
Menurutnya, miskomunikasi antara KPU dan parpol bisa diperbaiki. "Apa yg dilakukan KPU terukur publik bisa dilihat dan tidak ditutupi. Tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi dalam tahapan ini," ucap Sigit. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penumpang Gelap Jokowi Incar Jabatan Strategis di DKI
Redaktur : Tim Redaksi