KRAS Tunggu Restu dari BUMN

Kamis, 03 Mei 2012 – 03:42 WIB

JAKARTA - Manajemen PT Krakatu Steel Tbk (KRAS) mengklaim progres pembangunan  pabrik baru mencapai 15,1 persen. Pabrik baja hasil kerja bareng  dengan Pohang Iron and Steel Corp (POSCO) Korea Selatan (Korsel),  dijadwal tuntas penghujung 2013.

"Kami pastikan pembangunannya tidak  molor," kata Fazwar Bujang, Direktur Utama Krakatau Steel, di  Jakarta, Rabu (2/5).  Saat ini, sebut Fazwar, proses penyiapan lahan berupa pematangan lahan  rampung dilakukan kontraktor Waskita Karya (WIKA).

Sementara  pembangunan pabrik, yang dilakukan konsorsium POSCO E&C dan PT  Krakatau Engineering sudah masuk fase konstruksi. Lewat perusahaan  patungan PT Krakatau Posco itu, perusahaan juga melakukan revitalisasi  produksi dan pengembangan langkah-langkah infrastruktur melalui  pelabuhan.

Pengembangan pelabuhan dilakukan untuk dermaga 3, dengan kontraktor  pelaksana PT Adhi Karya Tbk (ADHI), ditarget selesai tahun ini.  Sementara, untuk dermaga Krakatau Posco masih dalam kajian teknis. Di  sisi lain, perseroan juga mengembangkan tenaga listrik yang telah  mencapai 21,5 persen, dengan ekspektasi penyelesaian konstruksi  combined cycle power plant 120 MW kuartal tiga 2013, dan turbine  kuartal empat tahun ini.

Sementara, pengembangan suplai air tahap I dengan pendalaman waduk  untuk peningkatan kapasitas waduk Krenceng, saat ini penyelesaiannya  sudah 100 persen. Perseroan juga tengah megkaji ekspansi fasilitas  produksi hot strip mill (HSM) yang akan meningkatkan produksi menjadi  3,5 juta ton dari kapasitas saat ini 2,4 juta ton, atau konstruksi 1  juta ton line baru. Proyek ekspansi HSM ini dieskpektaksikan selesai  2014.

Pada proyek pengolahan bijih besi Kalimantan Selatan (Kalsel) PT  Meratus Jaya Iron & Steel telah rampung. Proyek tersebut hasil  kolaborasi dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sedang untuk power  plant mencapai 84,3 persen tahap penyelesaian dan diharap selesai kuartal dua tahun ini.

Selain itu, perseroan segera merealisasikan  rencana perusahaan asal Korea Sealatan Honam Corp, membangun pabrik  petrochemical di Cilegon. "Kami tengah menunggu surat izin dari  pemerintah terkait rencana tersebut," imbuh Fazwar.

Menyusul belum turunnya izin Kementerian Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) itu, pihaknya belum bisa melakukan negoisasi dengan Honam  terkait nilai kontrak pemakaian lahan milik perseroan. Kendati begitu,  perusahaan asal Korea itu berencana investasi kurang lebih USD 4,5- 5  milliar. "Negosisasi bisa dilakukan setelah mengantongi izin resmi dari pemerintah," ucapnya. (far/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obligasi Rekap Jadi Beban Bank Mandiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler