jpnn.com, CIKARANG - Minyak goreng bekas alias jelantah yang dianggap tak layak konsumsi ternyata bernilai ekonomi jika diolah kembali.
Salah seorang warga bernama Daryati sukses membuat olahan minyak jelantah menjadi produk yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA: Update Harga Cabai, Minyak Goreng, hingga Telur Weekend, Mak-Mak Sabar Ya!
Daryati mengatakan idenya mengolah minyak jelantah berawal dari pengumpulan minyak goreng bekas dari para tetangga.
Dia menyebut limbah minyak goreng itu dapat merusak tanah dan tanaman serta mencemari air, bahkan menyumbat pipa air.
BACA JUGA: Heboh Penemuan Benda Mirip Tank Tempur di Laut Natuna, Pemiliknya Ternyata
"Daripada dibuang sembarangan dan merusak lingkungan sekitar, saya olah menjadi sabun cuci dan lilin," ujar Daryati kepada JPNN.com di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (19/12).
Perempuan berhijab itu pengin ibu-ibu memakai sabun cuci dengan olahan bahan alami, yakni dari minyak jelantah yang tidak berbahan kimia.
BACA JUGA: Perusahaan Boleh Menganjurkan Karyawan Pakai Atribut Natal? Chandra Menjawab
Pasalnya, minyak jelantah dinilai efektif untuk membersihkan noda pada kaus kaki, kain lap, kerah baju, dan sebagainya.
Produk olahan minyak jelantah bernama sabun cuci Mijel Gardenia Berseri itu pun diperkenalkan Daryati saat peluncuran gerakan sedekah sampah Indonesia atau GRADASI, di Masjid Baitul Makmur, Cikarang, Bekasi.
Daryati bersama komunitas yang tergabung di dalam Bank Sampah itu sudah melakukan inovasi tersebut kurang lebih tiga tahun.
Meskipun di tengah pandemi Covid-19, mereka tetap memproduksi olahan minyak jelantah untuk persediaan dan memenuhi pesanan pelanggan.
Cuan yang dihasilkan dari produk sabun dan lilin dari minyak jelantah itu terbilang lumayan, meskipun belum terlalu besar.
"Bisa mengantongi satu juta, lumayan untuk kas bank sampah dan kaus teman-teman di Gradasi," ungkapnya.
BACA JUGA: Gempa dan Tsunami Setinggi 29 Meter Mengancam Selatan Jatim, Khofifah: Antisipasi Skenario Terburuk
Untuk penjualan produk tersebut, Daryati memasarkannya kepada warga sekitar dan menjaring konsumen melalui media sosial Instagram @bs_gardenia_berseri.
"Melalui story dan posting media sosial, alhamdulilah penjualan sudah cukup banyak dan cukup puas. Bahkan, produk kami dibawa sampai ke Makassar," bebernya.
Ke depan, Daryati berharap ada pihak yang memfasilitasi produk UMKM itu bisa dipasarkan ke supermaket di seluruh Indonesia. (mcr28/fat/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Wenti Ayu