Kredit Investasi Tumbuh 35 Persen

Rabu, 01 Januari 2014 – 06:25 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Perbankan menjadi salah satu pendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi Jatim. Itu terlihat dari komposisi penyaluran kredit sektor produktif yang tinggi.

Merujuk data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IV penyaluran kredit sampai Nopember mencapai Rp 301,51 triliun. Pertumbuhan kredit  26,72 persen dibanding tahun lalu periode yang sama atau year on year (yoy).

BACA JUGA: Aturan PBB Migas Lebih Longgar

Sebagian besar penyaluran kredit ditujukan untuk sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi Jatim. Kontribusinya 73,51 persen dari total kredit.

"Kondisi tersebut didukung pula dengan tingkat risiko kredit yang relatif rendah tercermin dari jumlah non performing loan (NPL) sebesar 1,92 persen. Pada kuartal III 2012, NPL mencapai 2,68 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Dwi Pranoto usai penandatanganan serah terima fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan dari BI kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BACA JUGA: Investasi Emas Diburu Warga

Dwi menambahkan kontribusi kredit investasi mencapai 14 persen dan modal kerja 56 persen. Pertumbuhan kredit investasi mencapai 35,6 persen, sedankan modal kerja 58, 6 persen. "Yang menarik kredit investasi yang kecil, tapi pertumbuhan besar. Ini menunjukkan ekspansi terus dilakukan oleh dunia usaha di Jatim," tuturnya.

Untuk kredit UMKM tumbuh 20,22 persen (yoy) atau membukukan Rp 86,87 triliun. Rasio kredit macet segmen ini lebih tinggi banding NPL total kredit yakni, 3,5 persen.

BACA JUGA: OJK Resmi Awasi Mikroprudensial Perbankan

Sementara itu, tercatat aset perbankan di Jatim mencapai Rp 425,01 triliun atau 6,96 persen dari total aset perbankan nasional. Pertumbuhannya 18,03 persen (yoy). Sedangkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun adalah Rp 325,75 triliun atau naik 14,44 persen.

Kepala Regional OJK Wilayah III (Jatim, Bali. Nusa Tenggara) Adie Soesetyantoro mengatakan pentingnya peranan perbankan sebagai lembaga intermediasi membutuhkan pengawasan dari berbagai pihak baik internal maupun eksternal (masyarakat dan regulator).

Ini untuk memastikan terciptanya aktivitas perbankan sehat dan aman. "Perbankan Indonesia, khususnya Jatim, sedang bagus sekarang. Kondisi ini harus terus kita tingkatkan," tuturnya.

Di Jatim sendiri terdapat 483 bank yang beroperasi. Rinciannya 83 Bank Umum, termasuk 6 bank berkantor pusat di Surabaya, 8 Bank Umum Syariah (BUS), 9 Unit Usaha Syarian (UUS), 352 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan 31 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). (dio)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persiapan Belum Memadai, BPJS akan Diawasi DPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler