jpnn.com, LABUAN BAJO - Kredit Pintar turut berpartisi dalam kegiatan sosialisasi bertajuk “Muda Paham Fintech” - Menuju Keuangan Digital Inklusif bersama Indonesia Timur, yang diinisiasi oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Kegiatan yang berlangsung pada 17-18 Juli 2023 lalu berlangsung di Politeknik ElBajo Commodus, Kampung Lancang, Wae Kelambu, Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari Talk Show, Exhibition, kunjungan ke UMKM, dan lain-lain.
BACA JUGA: Kredit Pintar Hadirkan Kelas Pintar Bersama di Depok, Bahas Pinjol Ilegal
Acara ini memberikan edukasi dan literasi keuangan, serta pemahaman, utamanya bagi kaum muda, mahasiswa, tenaga pengajar, komunitas, dan juga pelaku UMKM untuk mengenal lebih jauh lagi tentang manfaat dan cara menggunakan fintech pendanaan bersama serta menghubungkan Fintech Lending sebagai alternatif pendanaan.
Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mengenalkan masyarakat dengan Fintech Lending yang berlisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
BACA JUGA: 49 Tahun, Perumnas Makin Aktif Hadirkan Inovasi Hunian Masyarakat
“Saat ini masih banyak lapisan masyarakat yang belum terlayani oleh industri keuangan konvensional dikarenakan beberapa faktor seperti keterbatasan industri perbankan dalam menjangkau masyarakat di daerah tertentu, lalu terkendala juga dalam hal peraturan dan persyaratan berlapis saat ingin mengajukan kredit, dan lain-lain," ujar Head of Compliance Kredit Pintar, Yasmine Meylia.
Melalui keuangan digital inklusif, fintech lending atau pinjaman online, menjadi alternatif untuk membantu membuka akses keuangan yang lebih mudah.
BACA JUGA: Pegadaian Ajak Masyarakat Palembang Menyulap Sampah Jadi Emas
"Membantu pemenuhan kebutuhan pembiayaan dalam negeri, serta mendorong distribusi pembiayaan nasional yang masih belum merata di 17 ribu pulau yang ada di Indonesia," tutur Yasmine.
Sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan nonbank yang dapat membantu untuk memberikan solusi pembiayaan bagi masyarakat, di sisi lain, saat ini industri fintech lending resmi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK, terkena imbas dari maraknya pinjaman online ilegal yang sangat meresahkan masyarakat.
“Kami hadir tak hanya untuk membantu memberikan akses keuangan inklusif melalui peran teknologi namun juga keuangan inklusif yang bertanggung jawab," sebut Puji Sukaryadi, Brand Manager Kredit Pintar.
Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ingin mengajukan pinjaman online adalah; mengecek legalitas perusahaan, mengetahui bunga dan denda pinjaman, mengecek review platform tersebut di Google Play ataupun di App Store, atau di mesin pencari Google, lalu mengecek juga website resmi perusahaan, penting juga untuk diingat agar meminjam sesuai kebutuhan dan melunasi cicilan tepat waktu.
Kredit Pintar sebagai platform pinjaman digital yang berlisensi, terdaftar, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga saat ini telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 36,3 triliun, di mana sekitar separuh nasabahnya meminjam uang untuk kebutuhan modal usaha kecil atau pendidikan.
Total peminjam Kredit Pintar sejak berdiri 2017 telah berjumlah lebih dari 13 juta nasabah.
“Kredit Pintar juga telah aktif menginisiasi program edukasi dan literasi keuangan melalui ‘Kelas Pintar Bersama’ yang diadakan secara online dan offline selama 2021-2023 yang menjangkau lebih dari 1.200 peserta yang terdiri dari mahasiswa, blogger, UMKM hingga masyarakat umum. Dalam program ini Kredit Pintar bekerjasama dengan narasumber kompeten, asosiasi dan beberapa perusahaan lain yang menjadi partner,” ungkap Puji.
Berkat konsistensinya dalam mengkampanyekan literasi keuangan, belum lama ini Kredit Pintar dianugerahi penghargaan dari The Iconomics dalam kategori Fintech, dengan title E-Loan dalam ajang Indonesia’s Popular Digital Products (Financial Industry).
Tak hanya itu, Kredit Pintar juga mendapatkan apresiasi 2023 Top Brand in Indonesia, kategori Online Financing, dari Frontier Group.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada