Kremlin Tegaskan Tetap Dukung Assad

Sabtu, 15 Desember 2012 – 07:05 WIB
MOSKOW--Komentar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov soal Syria memantik konfirmasi Kremlin. Jumat (14/12) Moskow buru-buru menjauhkan diri dari komentar orang penting Kementerian Luar Negeri tersebut. Kremlin menegaskan bahwa sikap Rusia atas Syria masih tetap sama.

"Kami belum mengubah sikap kami atas Syria dan kami tidak akan pernah mengubahnya," tegas Alexander Lukashevich, Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia.

Dia juga tidak mau berkomentar soal pernyataan Bogdanov yang menuai reaksi positif Amerika Serikat (AS) dan negara-negara anggota Friends of Syria tersebut. Menurut dia, pendapat Bogdanov itu sama sekali tidak mewakili suara Rusia.

Sebelumnya, Bogdanov yang tercatat sebagai utusan resmi Kremlin untuk Timur Tengah menyatakan bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad semakin lemah. Bahkan, dia sempat meramalkan kemenangan oposisi atas pasukan Syria yang belakangan semakin tersudut dan nekat menggunakan berbagai senjata berat. Mendengar komentar itu, Washington mengaku lega karena Rusia akhirnya bangun dan menyadari kenyataan.

Tapi, Lukashevich menepis tanggapan Washington tersebut. "Kami tidak pernah tertidur," kritiknya atas pernyataan AS yang menganggap komentar Bogdanov sebagai momentum terbangunnya Rusia. Sekali lagi, dia menegaskan bahwa Kremlin masih tetap mendukung pemerintahan Assad. Rusia juga tidak mau mengikuti langkah negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Syria.

Sementara itu, pernyataan bahwa rezim Assad kian lemah semakin banyak bermunculan. Kemarin giliran Prancis dan NATO mengungkapkan bahwa presiden 47 tahun tersebut tidak akan bertahan lebih lama lagi. Karena itu, Presiden Francois Hollande mengimbau agar Assad segera meninggalkan pemerintahan. Jika tidak, negara-negara Barat akan membuat Assad menyerah dan turun dari kursi presiden.

"Sekarang semua pihak berbalik menyerang Assad. Karena itu, kita harus memperjelas tujuan kita, yakni membuat Assad lengser secepat mungkin," ujar pemimpin Prancis tersebut menjelang pertemuan dengan para petinggi Uni Eropa (UE) kemarin. Dalam pertemuan itu, mereka membahas krisis Syria yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir meski sudah berlangsung selama 21 bulan.

Bersamaan dengan itu, Chairman Komite Militer NATO Knud Bartels menyatakan bahwa posisi Assad kian lemah. Jenderal asal Denmark tersebut yakin Assad tidak akan bertahan lebih lama lagi. "Menurut saya, Assad segera hengkang. Saya yakin itu," tegasnya seusai menghadiri pertemuan di Kota Moskow, Rusia. Selain NATO, kini AS bersiap menyiagakan rudal Patriot di perbatasan Turki dan Syria. (AFP/RTR/hep/c5/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korut Pindahkan Roket dari Peluncuran

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler