jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, pandemi virus Corona (COVID-19) telah mengakibatkan krisis ekonomi dan sosial di tengah masyarakat.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (DPP APPSI) ini menilai, kesenjangan antara elite pemerintahan dengan rakyat juga semakin melebar.
BACA JUGA: Ngotot Mau Jumatan saat Pandemi Corona, Atalarik Syah Banjir Kritikan
"Krisis mengakibatkan kesenjangan, sekaligus perbedaan pikiran antara elite pemerintahan dengan pikiran masyarakat tentang realitas yang ada," ujar Ferry dalam pesan tertulis yang diterima, Senin (6/4).
Ferry menduga, kesenjangan terjadi akibat peran buzzer yang terkesan selalu membela kebijakan pemerintah. Bahkan, jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda. Akibatnya, penguasa seakan tidak peka, antikritik, dan hanya mengejar tercapainya pencitraan di luar harapan rakyat.
BACA JUGA: Kepala BNPB Minta Dokter Gigi dan THT Tidak Praktik Dahulu Selama Wabah Corona
"Kalau terjadi kesenjangan, biasanya pemerintah akan menggunakan kekuasaan yang otoriter, sementara rakyat hanya akan menggunakan jalan kekuatan sendiri," ucapnya.
Ferry mencontohkan perbedaan antara realitas di masyarakat dan pikiran elite berkuasa. Misalnya, terkait pembangunan Ibu kota negara baru, pemerintah terkesan tetap ingin melanjutkan, sementara sebagian masyarakat berharap dihentikan, paling tidak untuk sementara.
BACA JUGA: Kenaikan Kasus Melambat, Australia Optimistis Atasi Virus Corona
Demikian juga dengan pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja dan Perpajakan, pemerintah terkesan ingin segera disahkan.
Contoh lain, elite seperti jajaran pimpinan KPK malah disebut-sebut meminta kenaikan gaji, di tengah nasib masyarakat yang semakin tidak menentu. Ditambah lagi usulan pembebasan sejumlah narapidana dengan alasan pandemi Covid-19.
"Ini tentu berlawanan dengan pikiran rakyat yang ingin semua proyek atau agenda dari penguasa yang tidak penting, ditunda," katanya.
Ferry menegaskan, rakyat saat berharap pemerintah memangkas gaji para pejabat, untuk kemudian dimanfaatkan oleh negara menghadapi kondisi yang semakin tidak menentu.
"Artinya, rakyat ingin ada pengorbanan semua pihak. Jadi, tidak cuma rakyat yang dituntut memberi pengorbanan," pungkas Ferry.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang