jpnn.com, PALEMBANG - Krisis finansial yang dialami Sriwijaya FC (SFC) dan berujung pada pemecatan delapan pemain mendapat perhatian serius dari para mantan manajer tim.
Mereka meminta pihak terkait harus segera mencarikan solusi mengatasi masalah tim berjuluk Laskar Wong Kito, itu.
BACA JUGA: Kemenangan PSMS Medan Diwarnai Aksi Rusuh Suporter
“Para pemangku kepentingan skuat Jakabaring harus duduk bareng,” ujar mantan manajer SFC, Dr H Much Baryadi SE MM, kepada Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group), Senin.
Mereka adalah Pemprov Sumsel, DPRD Sumsel serta PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM).
BACA JUGA: PSMS Medan Kandaskan PSM, Peter Butler Puji Pemain dan Fan
"Pertama harus tahu dulu, Sriwijaya FC punya siapa? Punya pemerintah dalam hal ini Pemprov Sumsel. Tentunya ini gubernur, PT SOM dan DPRD harus berembuk. Bisa saja kalau Pemprov dan DPRD sudah kesulitan (dana), maka dibubarkan atau dijual," katanya.
Namun, untuk menjual Sriwijaya FC sepertinya juga sulit. "Itu jalan terakhir. Buntu-buntunya, kalau perlu dibeli Kota Palembang. Jadi nanti bisa menjadi PS Palembang Sriwijaya FC,” imbuhnya.
BACA JUGA: Media Asing Soroti Ulah Fan Sriwijaya FC Rusak Jakabaring
Baryadi berharap, masyarakat tidak boleh menghakimi. Karena tidak mudah mencari dana besar. Mungkin selama ini ditanggulangi satu atau dua orang.
“Ya kalau dijual bisa laku Rp15-30 miliar. Uangnya bisa dikembalikan ke pemprov, dulu 'kan belinya lebih kurang Rp 6 miliar. Tapi yang malu 'kan Sumsel, daerah yang katanya kaya," ungkap dia.
Kata Ketua Pujasuma Sumsel itu, pemilik saham mayoritas Sriwijaya FC adalah Pemprov Sumsel, besarnya 51 persen. “Selebihnya, saham Pak Muddai Madang, Pak Bakti Setiawan, dan saya sendiri,” tuturnya.
Karena tidak boleh pakai APBD, Pemprov Sumsel bersama PT SOM sebagai badan hukum Sriwijaya FC harus mencari jalan keluar terbaik. "Ya itu tadi dari sponsor, ticketing, dan merchandise. Tapi 'kan masalahnya di sini kita sulit mengandalkan pendapatan dari ticketing dan merchandise," tambah dia.
Baryadi menegaskan, jangan sampai Sriwijaya FC dibawa ke jalur politik. Selain itu, manajemen dan tim harus mengakui keberadaan suporter. “Saat ini tidak ada kesebelasan yang tidak punya suporter," tambah dia. (ion/cj13/kmd/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Posisi PSMS tak Aman, Wajib Menang Lawan PSM Makassar
Redaktur & Reporter : Budi