jpnn.com, SURABAYA - Permintaan plasma konvalesen pasien Covid-19 di Surabaya beberapa hari terakhir membuat Palang Merah Indonesia (PMI) kewalahan.
Kepala Bagian Pelayanan dan Humas PMI Surabaya Martono Adi mengatakan hingga Selasa (6/7) tercatat ratusan permintaan yang belum terlayani, sedangkan ketersediaan plasma konvalesen kosong.
"Antrean permintaan hari ini tercatat sampai 574," kata dia, Selasa (6/7).
Dia memerinci dari 574 permintaan yang ada, 138 darah golongan A, 187 B, 62 AB, dan 187 sisanya O. Berbagai upaya telah dilakukan agar penyintas bersedia mendonorkan plasma konvalesen.
"Kami bekerja sama dengan berbagai pihak menggelar donor plasma hingga membuat sayembara berhadiah, tetapi belum juga maksimal," ungkap dia.
Terpisah, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyebut antrean permintaan plasma konvalesen tak hanya terjadi di Surabaya. Sidoarjo, pada Senin (6/7) juga tercatat sebanyak 251 permintaan.
"Banyak pasien yang membutuhkan, sosialisasi pentingnya donor plasma bagi penderita Covid-19 menjadi sangat penting," ujar dia tertulis.
Emil mengakui bahwa mencari pendonor plasma konvalesen cukup sulit karena tak sembarangan penyintas bisa melakukannya. Harus memenuhi kriteria dan syarat untuk bisa lolos skrining.
Contoh kasus, dari 100 pendonor tingkat lolos skrining hanya sepuluh persen saja. Dari sekian tahapan skrining salah satu yang sulit dicapai yaitu mengukur titer.
"Kandungan imun dampak Covid-19 yang ada dalam tubuh seorang penyintas, batas minimalnya satu banding 160. Kalau lebih dari itu, maka penyintas memenuhi kriteria sebagai pendonor plasma konvalesen," jelas Emil. (mcr12/jpnn)
BACA JUGA: Sidoarjo Sumbang 60 Persen Plasma Konvalesen Untuk Pasien COVID-19 di Luar Wilayahnya
Redaktur & Reporter : Arry Saputra