Kritik Menteri Keuangan soal Dana Daerah, Mohon Didengarkan

Selasa, 14 September 2021 – 07:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengkritik pengelolaan dana daerah yang dianggap belum maksimal. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan fakta terkait pengelolaan dana di daerah.

Dia menyebut pengelolaan keuangan daerah belum efisien, efektif, dan produktif dalam menunjang pembangunan maupun pengurangan ketimpangan.

BACA JUGA: Menteri Keuangan Bagikan Rahasia Negara Maju, Ternyata

“Ini berpengaruh pada output dan outcome pembangunan yang sangat belum optimal dan sangat timpang di berbagai daerah,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (13/9).

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan salah satu contoh pengelolaan keuangan daerah belum efisien dan efektif adalah adanya belanja yang belum fokus akibat banyaknya jenis program dan kegiatan yakni masing-masing 29.623 dan 263.135.

BACA JUGA: Banggar DPR Mewanti-wanti Menteri Keuangan, Jangan Terlena!

“Ini yang disebut di ecer-ecer pokoknya kecil-kecil semuanya dapat tanpa memikirkan pengeluaran itu bisa menghasilkan output dan outcome,” ujarnya.

Selain itu, belanja di daerah juga belum produktif dengan mayoritas adalah untuk belanja pegawai sebesar 32,4 persen, sedangkan belanja infrastruktur serta layanan publik hanya 11,5 persen.

BACA JUGA: Menteri Keuangan Akui saat Ini APBN Besar Pasak Daripada Tiang

Hal ini terjadi karena penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tidak sesuai esensinya yaitu justru digunakan untuk belanja pegawai dan belanja modal.

Sementara esensi DAU adalah untuk memberikan pelayanan dasar bagi masyarakat dan mengurangi ketimpangan sedangkan DAK untuk penunjang dari keseluruhan TKDD maupun APBD.

Tak hanya itu, Sri Mulyani menjelaskan dana pemerintah daerah di perbankan juga tinggi yaitu sebesar Rp 173,73 triliun per Juli 2021 karena pola penyerapan belanja yang masih business as usual yakni tinggi pada triwulan IV.

“Pola belanja APBD yang masih business as usual yang tertumpu pada triwulan IV. Padahal dalam situasi COVID-19 ini kami memperhatikan setiap transfer bisa langsung dirasakan masyarakat,” katanya.

Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi versi Global Markets itu menambahkan akuntabilitas tata kelola keuangan masih harus ditingkatkan meskipun secara administratif telah membaik namun secara material perlu diperbaiki.

“Sinergi dan gerak langkah APBN dan APBD masih belum berjalan secara maksimal sehingga perlu dilakukan penguatan dalam menjaga sinergi dan kesinambungan fiskal itu sendiri,” ungkap Sri Mulyani. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler