Kritikan Pengamat soal Pertemuan Panglima dari 3 Negara

Jumat, 29 April 2016 – 08:27 WIB
Abu Sayyaf. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA – Pakar Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana berpendapat, agenda pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) dan Panglima Tentara dari tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina, tidak akan membawa efek jangka pendek. 

Menurutnya, perteman tersebut bakal fokus membahas pencegahan perompakan di perairan Filipina Selatan. Sedangkan, persoalan 14 WNI yang disandera Abu Sayyaf, akan dibicarakan secara sembunyi-sembunyi tanpa pengetahuan publik.

BACA JUGA: Bahas Abu Sayyaf, Panglima Tentara 3 Negara Gelar Pertemuan

’’Ini kan upaya mencari solusi yang tepat. Mungkin akan operasi militer. Tapi seperti yang sudah saya bilang, Filipina jelas tidak akan memasukkan militer Indonesia ke wilayahnya. Asumsinya operasi militer terkoordinasi seperti skema Malsindo (Malaysia, Singapura, Indonesia),’’ ungkapnya.

Dia menegaskan, operasi tersebut diakui tak akan berpengaruh signifikan. Pasalnya, akar permasalahan jelas ada di wilayah pemerintah Filipina. 

BACA JUGA: Tragis, Ironis dan Pilu...Bocah 2 Tahun Tembak Ibunya

Namun, dia menilai bahwa kekuasaan pemerintah Filipina terhadap perairan Filipina Selatan hanya dalam aspek de jure. Secara de facto, wilayah Kepulauan Sulu masih dikuasai oleh kubu Abu Sayyaf.

’’Karena itu kan mereka melakukan operasi militer di Basilan dan sekarang ke Pulau Jolo. Itu karena mereka ingin menumpas para pemberontak,’’ tegasnya. (bil/sam/jpnn)

BACA JUGA: ISIS Dianggap Lebih Berbahaya Dibanding Al Qaeda

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Donald Trump: Semua Sudah Berakhir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler