Kemarin, Kepala Stasiun Besar Bogor Iwan Rianto mengatakan, stasiun beralasan masih mengkaji kebijakan penghapusan itu dan akan memberlakukan perubahan jadwal awal April. “Dari Stasiun Bogor belum ada penghapusan KRL ekonomi,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini masih dikaji dan jadwal KRL ekonomi masih normal seperti biasa. “Belum ada keputusan soal itu,” katanya.
Iwan menerangkan, setiap hari ada 13.000 lebih penumpang menggunakan KRL ekonomi dari Bogor menuju Jakarta. “Setiap harinya Stasiun Bogor memberangkatkan 35.000 penumpang dan 30 persennya penumpang ekonomi yang dilayani dalam 26 perjalanan,” imbuhnya.
Dia menambahkan, ada kebijakan yang akan segera diberlakukan, yakni perubahan jadwal kereta dan kereta dari Bogor akan berangkat lebih awal. Adapun pada April pemberangkatan awal kereta dari pukul 04.25 menjadi 04.00 dan pemberangkatan dari Stasiun Kota terakhir pukul 22.30 menjadi 00.25.
Perihal penghapusan kereta ekonomi, pengamat transportasi perkeretaapian Joko Setijoworno berpendapat sudah seharusnya KRL ekonomi dihapus.
“Terjadinya kereta mogok dan keterlambatan perjalanan disebabkan kereta ekonomi sudah tidak mampu lagi beroperasi,” katanya.
Joko menilai, saat ini KRL ekonomi tidak lagi diproduksi. Umur KRL ekonomi rata-rata sudah 50 tahun dan terus beroperasi setiap hari. Sedangkan suku cadangnya sudah tak lagi diproduksi.
“Selama ini yang mengakali agar kereta tersebut bisa jalan adalah PT KAI. Bagaimana caranya, suku cadang bisa diganti seadanya,” imbuh Joko.
Salah satu pengguna KRL ekonomi, Kamal (29) warga Ciomas, mengaku keberatan jika KRL ekonomi dihapus. Bila semua penumpang KRL harus menggunakan commuter line, sangat merugikan penumpang jarak dekat.
“Masak penumpang dari Bogor menuju Cilebut (15-20 kilometer) harus bayar Rp9.000, itu memberatkan. Biasanya kan hanya Rp2.000 jika pengguna KRL ekonomi,” keluh Kamal.
Dari Jakarta, KRL ekonomi relasi Depok bakal ditiadakan, karena 90 persen sudah tidak layak. Namun, penggantian itu kemungkinan akan dilakukan pada 2014.
"KRL ekonomi yang masih beroperasi 90 persen nggak layak, belum ada sarana penggantinya. Masih menunggu kedatangan sarana KRL 180 unit di tahun ini," ujar Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa.
Menurut dia, 180 KRL itu akan datang bertahap pada Juli 2013, tapi tak bisa langsung digunakan. "Nggak bisa langsung dipakai, kan interiornya harus dipoles lagi, tulisan-tulisan Jepangnya harus dicopotin, ada sertifikasi bea cukai. Itu memakan waktu lima bulan," jelasnya.
Kemungkinan besar, kata dia, peniadaan KRL ekonomi relasi Depok-Bogor akan dimulai pada awal 2014. Sistem tarifnya juga tunggal yakni Rp8.000-Rp9.000. "Iya. Sekarang masih ada 7 rangkaian KRL ekonomi yang beroperasi," jelas Eva.(bac/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Jadwal Baru KRL Jabodetabek Tambahan
Redaktur : Tim Redaksi