jpnn.com, BALI - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad membeberkan kronologi sebelum KRI Nanggala dinyatakan hilang di 60 mil perairan sisi utara Pulau Bali, Rabu (21/4) kemarin.
Riad mengatakan, awalnya KRI Nanggala melaksanakan penyelaman pada Rabu pukul 03.46 waktu setempat.
BACA JUGA: Ini Perincian Awak Kapal yang Berada di KRI Nanggala Sebelum Menghilang
Kapal buatan Jerman itu kemudian melaksanakan penggenangan peluncur torpedo pada pukul 04.00 waktu setempat.
"Pada 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo 8, jadi bukan rudal," kata Riad dalam konferensi pers di Bali, Kamis (22/4).
BACA JUGA: Jadi Korban Kemalingan, Ibnu Jamil: Pelakunya Pengin Terkenal
Setelah itu, kata Riad, komunikasi antara komandan latihan yang berada di permukaan dengan KRI Nanggala mulai terputus pada pukul 04.25 waktu setempat.
Hal itu terjadi saat komandan di permukaan ingin memberikan otoritas penembakan torpedo kepada awak kapal buatan 1977 itu.
BACA JUGA: Kopi Kenangan Hadirkan Light Coffee Series, 100% Arabica
Diketahui, KRI Nanggala-402 berada di perairan Bali untuk mengikuti latihan penembakan rudal. Latihan ini rencananya berlangsung Kamis (22/4) ini.
"Saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otoritasi penembakan torpedo, di situlah komunikasi dengan KRI Nanggala terputus," ujar dia.
TNI, kata Riad, sudah mengerahkan lima kapal dan satu helikopter untuk membantu pencarian KRI Nanggala.
Sementara itu, total 400 personel terjun dalam pencarian kapal tersebut.
"Kekuataan personel 400 orang kemudian juga KRI Rigel 933 juga saat ini sudah gerak (dari Jakarta ke Bali, red)," kata pria Jawa Barat tersebut.(ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan