Kronologis Lengkap Mahasiswi yang Dibunuh dan Ayah yang Tewas Terlindas Trailer

Senin, 01 Agustus 2016 – 03:59 WIB
Polisi menemukan bukti baru terkait kasus pembunuhan Lia Arzelina di Batam, Kepri, kemarin. Foto: batampos/jpg

jpnn.com - BATAM - Polsek Sagulung dan Satreskrim Polresta Barelang masih terus mendalami kasus pembunuhan Lia Arzalina, 22, yang ditemukan tinggal tulang belulangnya di hutan bumi perkemahan, Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (27/7).

Polisi belum menemukan bukti kuat untuk menetapkan siapa pelaku pembunuhan mahasiswi Ibnu Sina Batam tersebut. Sejauh ini polisi sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk teman dekat dan beberapa anggota keluarga Lia.

BACA JUGA: Usut Pembunuhan Mahasiswi, Polda Kepri Ikut Turun Tangan

Bahkan polisi yang kembali menelusuri lokasi penemuan jasad Lia, Kamis (29/7) sore, juga belum menyimpulkan secara pasti siapa pelaku pembunuhan Lia.

Keluarga Lia terus menanti kabar baik dari kepolisian untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis terhadap mahasiswi semester V di kampus Ibnu Sina itu.

BACA JUGA: Hak Asuh Bocah Korban Penyiksaan Itu akan Ditentukan Segera

Ditemui di rumah kediamannya, Muari, ibu Lia bersama Ziana adik Lia tampak masih pucat. Duka yang mendalam masih jelas terpampang jelas di wajah mereka. Maklum dua wanita itu baru saja ditinggalkan dua orang yang mereka sayangi.

Zamzali kepala keluarga di rumah tersebut meninggal karena kecelakaan lalu lintas di jalan Trans Barelang, Senin (4/7) saat mencari Lia.

BACA JUGA: Siapa yang Menghamili Mahasiswi yang Dibunuh Itu? Polisi: Tunggu Tes DNA

Selanjutnya mereka kehilangan Lia, putri pertama Muari atau kakak Ziana dan belakangan ditemukan tewas dengna kondisi tinggal tulang belulang di kawasan hutan Bumi Perkemahan, Nongsa, Rabu (27/7).

“Maaf pak masih berantakan, belum sempat beres-beres rumah,” sambut Muari saat sejumlah wartawan mendatangi rumah kediamannya di kaveling Saguba blok B2/9, Seibinti, Sagulung, Sabtu (30/7).

Ya rumah ukuran 10 x 6 meter persegi itu masih tampak berantakan. Di bagian depan masih berdiri tenda dan papan bungan ucapan duka cita atas kepergian Lia. Sejumlah kerabat dan kenalan keluarga Muari masih terus berdatangan ke rumah duka itu.

“Masih ramai orang yang datang, makanya belum bisa berbuat apa-apa,” ujar Muari seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group), Minggu (1/8).

Lia Arzalina. Foto: Batam Pos/jpg
Dalam percakapannya dengan wartawan, Muari maupun Ziana sepertinya masih tak percaya kenyataan yang mereka hadapi itu. Keduanya tak bisa menutupi perasaan sedih dengan kehilangan Zamzali dan Lia.

“Masih banyak yang datang jadi bisa terhibur,” tutur Muari.

Kejadian pilu yang dialami keluarganya, cerita Muari bermula saat ponselnya berdering pada Minggu (3/7) siang. Saat itu Zamzali sang ayah menelepon Muari untuk menyuruh Lia menyusul Zamzali ke kawasan Panbil Mall untuk membayar zakat di daerah Punggur, Nongsa.

“Ayah sudah duluan keluar dari pagi katanya mau tukar uang Rp 5.000 an untuk persiapan Lebaran,” ujar Muari.

Sekitar pukul 11.00 WIB, Muari mengantar Lia ke jalan utama Seibinti di depan tempat tinggal mereka dengan sepeda motor agar Lia bisa naik angkot ke Panbil Mall.

“Biasanya kalau dia (Lia) mau keluar saya hanya antar sampai simpang depan setelah itu dia naik angkot dapur 12,” ujar Muari.

Saat tiba di simpang jalan utama Seibinti, Muari langsung pulang meskipun Lia belum naik angkot.

“Karena saya tengok ada angkot dapur 12 yang datang, saya langsung balik ke rumah. Pikir saya pasti Lia akan naik angkot yang datang itu,” ujarnya.

Setelah itu, Muari mengaku tak tahu lagi apakah Lia jadi naik angkot tersebut atau tidak. Sejam kemudian, Muari kembali ditelepon oleh Zamzali dan menanyakan apakah Lia sudah berangkat atau belum. Sebab Lia belum kunjung tiba di kawasan Panbil Mall.

“Sejak saat itulah Lia hilang dan ponselnya tak aktif lagi,” ujar Muari.

Mengetahui Lia hilang kabar, Zamzali bersama anggota keluarganya yang lain mencoba mencari ke sejumlah tempat, namun Lia tak kunjung ketemu.

Keberadaan Lia masih belum diketahui sampai malam harinya. Senin (4/7) pagi, usai sahur, Zamzali berpamitan kepada Muari untuk kembali mencari Lia. Itulah duka keluarga Muari dimulai.

Sekitar pukul 07.00 WIB, keluarga Muari mendapat kabar bahwa Zamzali tewas dilindas Trailer di jalan Trans Barelang. 

Sampai jenazah Zamzali dimakamkan di pemakaman umum Sei Tamiang, Lia tak kunjung ketemu. Hampir tiga minggu keberadaan Lia yang misterius akhirnya terungkap setelah salah seorang warga menemukan kerangka seorang wanita yang belakangan diketahu itu tulang belulang Lia di hutan bumi perkemahan, Punggur Nongsa, Rabu (27/7).

Penyelidikan polisi atas temuan tulang belulang Lia itu menyimpulkan bahwa Lia adalah korban pembunuhan dengan kondisi leher patah.

Kapolsek Sagulung yang secara intesif melakukan penyelidikan belum mampu menebak-nebak siapa pelaku pembunuhan Lia.

Sejumlah saksi dan barang bukti yang diperiksa polisi, belum memberikan petunjuk yang berarti.

“Perlu ketelitian untuk mengungkap kasus ini. Kami masih bekerja, semua bukti, informasi masih kami gali, semua kemungkinan masih ada, ujar Kapolsek Sagulung AKP Chrisman Panjaitan.

Namun ia berharap pelaku segera menyerahkan diri karena jika tidak, polisi akan bertindak lebih tegas. Jika perlu, bakal dilumpuhkan dengan timah panas. “Menyerahlah,” pinta Chrisman. (eja/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka Kerusuhan di Lapas Bengkulu Bertambah Jadi 16 Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler