Kronologis Lengkap Pembunuhan Driver Go-Car, Sadis Banget

Senin, 28 Agustus 2017 – 03:45 WIB
Foto Edward Limba semasa hidup. Foto: sumateraekspres/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Penangkapan tiga pelaku pembunuhan sadis terhadap driver Go-Car di Palembang diawali dari tertangkapnya Aldo, sekitar pukul 15.00 WIB, kemarin di kawasan 16 Ilir.

Dari nyanyiannya, dua rekannya Ari dan Ucok berhasil diciduk. Informasi yang dihimpun Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) tadi malam, Aldo dan Iw (buron), sudah berencana melakukan perampokan sejak tiga bulan lalu.

BACA JUGA: Pengamat: Pembunuh Driver Go-Car Terancam Hukuman Mati

Target mereka, para driver angkutan online. Tiga hari sebelum tanggal 21 Agustus, mereka kembali rapat di rumah Iw. Ikut juga Aldo.

Selama tiga hari itu, mereka membagi tugas, menentukan calon korban dan menyiapkan alat-alat yang akan dibawa saat beraksi.

BACA JUGA: Pembunuh Sadis Driver Go-Car Itu Terlacak Lewat IP Address Hp

Setelah matang semuanya, pada 21 Agustus, pukul 08.00 WIB, mereka mulai beraksi. Tapi tiga kali order mereka dengan akun palsu bernama ”Rohman” ditolak driver online.

Ada di antara driver yang mendapat order tidak jadi berhenti karena melihat calon penumpangnya tiga pria dengan gelagat yang mencurigakan.

BACA JUGA: Tiga Pembunuh Sadis Driver Go-Car di Palembang Berhasil Diciduk

Akhirnya, hingga sore, kawanan ini belum dapat calon korban. Usai magrib, kawanan ini kembali melancarkan aksinya. Dan orderan mereka disanggupi Edward Limba.

Sesuai order, korban menjemput Aldo, Ari, dan Iw di Jl Jenderal Sudirman nomor 1072, Kelurahan Sei Pangeran, depan Tour And Travel Wisata Global Mandiri.

"Tujuan kami memang ke Banyuasin, tapi sudah dieksekusi di kawasan Talang Kelapa," ujar Aldo saat diperiksa penyidik tadi malam.

Mereka lalu membuang jasad korban ke kawasan sekitar Balai Penelitian Perkebunan (Balitbun) Sembawa. Aldo mengambil dompet korban berisi uang Rp10 ribu dan dua handphone (Hp) yakni Samsung A4 dan Oppo.

“Aku cuma ambil itu,” katanya sembari meringis menahan sakit luka di kakinya karena ditembak polisi.

Sedang Ari mengaku, tugasnya ikut mengeksekusi korban. Dia mempersiapkan golok dan samurai. "Kata Aldo, kalau korban melawan langsung jerat pakai kawat sling," bebernya.

Menurutnya, mereka melumpuhkan korban yang saat itu sedang mengemudikan mobil. Leher korban dijerat dengan kawat. Sedangkan pinggang kirinya ditusuk pakai pisau. Salah seorang dari mereka lalu mengambil alih kemudi.

“Kami buang ke arah Sembawa,” tuturnya.

Dari sana, ketiganya membawa mobil korban ke rumah Ucok untuk membersihkan mobil dari bercak darah dan lumpur. Dalam kasus ini, Ucok menyediakan rumah persembunyian untuk ketiga temannya. Setelah sempat istirahat di sana, mereka bertiga pun kembali ke Palembang.

"Aku cuma menyediakan tempat, memang tahu apa yang mereka lakukan," ujar Ucok saat diperiksa.

Rupanya, dari rumah Ucok di kawaan Banyuasin, ketiga tersangka meluncur ke Jl Kol Dani Effendi, RT 14/5, Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang. Tujuannya menyembunyikan mobil korban.

Mobil baru akan diambil setelah kondisi aman. Setelah itu, ketiga tersangka berbagi hasil rampokan dan pulang ke rumah masing-masing. "Aldo yang memerintahkan agar jika korban melawan jerat saja pakai tali kawat," ujar Ari di hadapan penyidik.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto secara tersirat membenarkan keberhasilan timnya mengungkap kasus itu. “Silakan koordinasi Dirkrimum,” katanya.

Disela pemeriksaan tadi malam, tampak Direktur Reskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Prasetijo utomo masuk ke ruang penyidik. Sekitar 30 menit berada di sana, dia keluar tanpa berkomentar sepatah kata pun.(vis/wly/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sering Diintimidasi, Driver Angkutan Online Desak Hapus Zona Merah


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler