KRPL Harus Berkelanjutan Untuk Kebutuhan Rumah Tangga

Minggu, 23 Juni 2019 – 19:16 WIB
Foto: kementan

jpnn.com, GIANYAR - Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) telah mengembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di seluruh Indonesia sejak 2015. Hal itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga.

"KRPL ini sangat strategis tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi, saat mengunjungi KRPL di Taro kecamatan Tegallalang, Gianyar Bali, Sabtu (22/6).

BACA JUGA: Strategi dari Kepala BKP Kementan agar KRPL Tetap Berkelanjutan

Agung mengatakan bahwa keberlanjutan KRPL sangat penting, karena itu Kebun Bibit Desa (KBD) harus terus dikembangkan dengan aneka tanaman. "Salah satu kunci agar KRPL bisa berkelanjutan adalah kebun bibit harus banyak tanamannya, sehingga tanaman anggota juga semakin banyak," ujar Agung.

BACA JUGA: Kementan Mereplikasi TTIC di Daerah untuk Stabilisasi Harga Pangan

BACA JUGA: BKP Kementan Dorong Pengembangan Korporasi Usaha Tani di Gianyar Bali

"Selain itu juga harus ada motor penggeraknya, yang bisa memotivasi dan memberi semangat. Ini penting. Jangan berhenti menanam," tegas Agung.

KRPL di provinsi Bali tahun 2019 berjumlah 70 dengan masing-masing anggota sekitar 30 orang, sedangkan di Gianyar ada 12 KRPL.

BACA JUGA: Peneliti LIPI Dorong Semua Pihak Dukung Kementan Atasi Kekeringan

"Kami akan kembangkan terus KRPL ini, karena program ini sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga," ujar Wayan Jarta Kepala Dinas Ketahanan Pangan.

Untuk KBD KRPL Dwi Tunggal Putra mengembangkan pembibitan cabai, tomat, terong, seledri, okra, Rosela.

Sedangkan untuk pertanaman baru dikembangkan tanaman Cabai, terong dan tomat. KRPL ini juga mengembangkan kangkung dengan sistem hidroponik dipadu dengan ikan lele di media ember bekas.

"Ikan lele yang kami pelihara dipadukan dengan tanaman kangkung hidroponik. Dari 30 anggota masing-masing memelihara 50 ekor lele per ember. Hasilnya untuk dikonsumsi dan sebagian sisanya dijual," ujar Ni Wayan Wiranti yang menjadi Ketua Kelompok Wanita Tani.

Menurut Wiranti, dari budidaya tanaman yang dilakukan anggota KWT, masing-masing keluarga bisa menghemat pengeluaran antara 750 sampai satu juta rupiah. Bahkan tidak sedikit yang meningkat kesejahteraannya dengan menjual produk yag dihasilkan.

Tidak itu saja, mereka juga beternak ayam sebanyak 240 ekor, masing anggota memelihara delapan ekor.

"Ternak ayam ini juga lumayan hasilnya. Saat ini sudah berkembang menjadi 350 ekor. Sudah tidak terhitung jumlah yang dikonsumsi dan untuk keperluan upacara-upacara adat," ujar Wiranti. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Seperti ini Pesan Mentan Amran di Hari Krida Pertanian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler