jpnn.com, GIANYAR - Untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga sejak tahun 2015, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di seluruh Indonesia.
"KRPL ini sangat strategis tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi, saat mengunjungi KRPL di Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali, Sabtu (22/6/2019).
BACA JUGA: BKP Kementan Dorong Pengembangan Korporasi Usaha Tani di Gianyar Bali
Lebih lanjut, Agung mengatakan bahwa keberlanjutan KRPL sangat penting. Oleh karena itu, Kebun Bibit Desa (KBD) harus terus dikembangkan dengan aneka tanaman.
"Salah satu kunci agar KRPL bisa berkelanjutan adalah kebun bibit harus banyak tanamannya, sehingga tanaman anggota juga semakin banyak," ujar Agung.
BACA JUGA: Peneliti LIPI Dorong Semua Pihak Dukung Kementan Atasi Kekeringan
"Selain itu juga harus ada motor penggeraknya, yang bisa memotivasi dan memberi semangat. Ini penting. Jangan berhenti menanam," tegas Agung.
KRPL di provinsi Bali tahun 2019 berjumlah 70 dengan masing-masing anggota sekitar 30 orang, sedangkan di Gianyar ada 12 KRPL.
BACA JUGA: Seperti ini Pesan Mentan Amran di Hari Krida Pertanian
"Kami akan kembangkan terus KRPL ini, karena program ini sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Wayan Jarta.
Untuk KBD KRPL Dwi Tunggal Putra mengembangkan pembibitan cabai, tomat, terong, seledri, okra, dan Rosela.
Sedangkan untuk pertanaman baru dikembangkan tanaman cabai, terong dan tomat. KRPL ini juga mengembangkan kangkung dengan sistem hidroponik dipadu dengan ikan lele dimedia ember bekas.
"Ikan lele yang kami pelihara dipadukan dengan tanaman kangkung hidroponik. Dari 30 anggota masing-masing memelihara 50 ekor lele per ember. Hasilnya untuk dikonsumsi dan sebagian sisanya dijual," ujar Ni Wayan Wiranti yang menjadi Ketua Kelompok Wanita Tani.
Menurut Wiranti, dari budidaya tanaman yang dilakukan anggota KWT, masing-masing keluarga bisa menghemat pengeluaran antara 750 sampai satu juta rupiah. Bahkan tidak sedikit yang meningkat kesejahteraannya dengan menjual produk yag dihasilkan.
Tidak itu saja, mereka juga beternak ayam sebanyak 240 ekor, masing anggota memelihara 8 ekor.
"Ternak ayam ini juga lumayan hasilnya. Saat ini sudah berkembang menjadi 350 ekor. Sudah tidak terhitung jumlah yang dikonsumsi dan untuk keperluan upacara-upacara adat," ujar Wiranti.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertanian Dongkrak Neraca Perdagangan Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi