jpnn.com, JAKARTA - Sutradara film Perjanjian Gaib, Hadrah Daeng Ratu menceritakan pengalaman mistis saat syuting film tersebut.
Hadrah mengungkapkan ada kesurupan massal itu terjadi ketika salah satu kru ketiduran setelah magrib.
BACA JUGA: Warga Kesurupan, Sebut Masih Ada Korban Tertimbun Reruntuhan Kebakaran Depot Pertamina Plumpang
Sebelumnya, Hadrah sudah mengingatkan agar tidak tidur di waktu magrib.
Namun, tampaknya salah satu kru tesebut terlalu lelah hingga ketiduran saat bekerja.
BACA JUGA: Cerita di Balik Alena: Anak Ratu Iblis, Makhluk Halus Terekam Kamera Hingga Kru Kesurupan
"Mungkin lelah. Ketiduran habis magrib. Kami bangunin, take, awalnya enggak ada apa-apa, sepanjang take merinding scene itu," kata Hadrah saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (6/3).
Di pertengahan persiapan adegan lanjutan, salah satu kru mendadak teriak.
BACA JUGA: Aktor Russel Crowe Akan Membangun Aussiewood, Komplek Studio Film di Australia
Kala itu, Hadrah berpikir kalau kru tersebut berniat melalukan prank belaka.
Namun, tujuh orang kru lainnya tiba-tiba ikut berteriak. Hadrah pun langsung menyadari ada kesurupan massal di lokasi syutingnya.
"Ada satu orang teriak, dipikir prank. Tiba-tiba menular tujuh orang, dan (kesurupan massal) berlangsung setengah jam," tuturnya.
Apesnya, ustaz yang biasa menangani masalah kesurupan tak kunjung datang, hingga semua orang di lokasi syuting kelelahan.
Selama momen tersebut, Hadrah menyebut para kru berubah menjadi karakter orang lain.
"Tiba-tiba mereka jadi karakter ada yang diperkosa, dibuang di sini. Seperti ada di tengah-tengah film," beber Hadrah.
Sineas muda itu menceritakan semua orang yang berada di lokasi syuting berusaha mengeluarkan hantu dari tubuh para kru.
Semua orang berdoa menurut keyakinan masing-masing agar para makhluk gaib tidak mengganggu.
"Pas ustaznya datang, cuma ditepok saja, langsung keluar, lemas," imbuh dia. (mcr31/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Film Kun Ana Wa Anta Segera Tayang di Bioskop, Anak-anak Perlu Menonton
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah