JAKARTA - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) segera mencairkan pinjaman sebesar USD 420 juta (Rp 3,6 triliun) dari konsorsium perbankanSesuai rencana, dana tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik besi sistem tanur tinggi atau blast furnace berkapasitas 1,2 juta ton senilai total Rp 5,9 triliun.
Direktur Utama KRAS, Fazwar Bujang, mengatakan sesuai rencana awal bahwa pencairan pinjaman akan dilakukan Oktober 2011
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Mamin Impor Naik
Setelah pinjaman cair, pabrik baru berspesifikasi tinggi itu akan mulai dibangun sehingga diperkirakan rampung pada triwulan I 2014Fazwar belum menyebut bank mana saja yang menjadi anggota konsorsium pemberi pinjaman tersebut
BACA JUGA: PermataTel Sabet MURI
Yang pasti, salah satunya dari TiongkokBACA JUGA: Bukukan Rp 1,167 T, KWSG IPO
Pabrik baru yang berlokasi di Cilegon itu nantinya akan melengkapi pabrik besi yang sudah ada yaitu direct reduction yang selama ini berbahan bakar gasSementara blast furnace menggunakan bahan bakar batu bara
Proses pembangunan pabrik baru itu diupayakan selesai sesuai jadwal seiring dengan kebutuhan baja domestik yang terus meningkat dan menipisnya pasokan gas yang menjadi bahan bakar utama pabrik yang ada
Setelah pabrik baru tersebut rampung, perusahaan baja plat merah itu membidik peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp 245,58 miliar pada 2014 dan meningkat lagi pada 2015 menjadi Rp 404,42 miliar.
Vice President Chief Economist Strategic Planning Division PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto, mengatakan pasar baja di Indonesia diperkirakan terus meningkatTahun ini peningkatan diprediksi mencapai 53,4 persen atau Rp 63,7 triliun setara dengan 9,5 juta ton dibanding pencapaian 2010 senilai Rp 41,5 triliun.
Ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang dapat mencapai 6,4 persen pada tahun ini akan berdampak positif pada industri baja nasional”Konsumsi baja dari sektor manufaktur dan konstruksi diperkirakan naik tajam tahun ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diramal bisa mencapai 6,4 persen,” ungkapnya.
Ryan mengatakan sektor kontruksi akan tumbuh menjadi 7,3 persen pada 2011 dibanding tahun sebelumnya sebesar 6,8 persen dan manufaktur ditargetkan tumbuh 6,2 persen dari realisasi 2010 sebesar 5 persen.
Dalam semester pertama 2011, menurutnya, perkembangan industri metal dunia menunjukkan perkembangan signifikanHarga minyak yang mulai stabil di level USD 95- USD 103 per barel dan prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang masih positif, menjadikan permintaan logam berat tetap prospektif”Permintaan logam berat yang notabene sebagai bahan baku industri mayoritas masih cukup kencang dilakukan oleh negara-negara industri besar dunia,” imbuhnya(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BMW Gandeng Nusantara Group
Redaktur : Tim Redaksi