KSAL Pimpin Upacara Peringatan Hari Dharma Samudera di Atas KRI Banda Acah

Senin, 16 Januari 2023 – 08:52 WIB
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali TNI AL memberikan keterangan pers seusai memimpin peringatan Hari Dharma Samudera di atas KRI Banca Aceh – 593 pada Senin (16/1/2023). Foto: Friederich Batari/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali TNI AL memimpin upacara peringatan Hari Dharma Samudera yang berlangsung di atas KRI Banca Aceh – 593 pada Senin (16/1/2023).

Menurut Laksamana ALi, peringatan tahun ini mengingatkan bangsa Indonesia pada momentum heroism perjuangan dan pengorbanan para prajurit Jalasena dengan mengangkat tema “Kobarkan Semangat Perjuangan Samudera Untuk Kejayaan Indonesia.”

BACA JUGA: KSAL Serahkan Santunan Kepada Korban Kebakaran Rumah Dinas TNI AL

Hari Dharma Samudera pada hakikatnya merupakan wujud penghormatan kepada para pahlawan, pejuang dan tokoh TNI AL yang telah mendharmabaktikan jiwa raganya untuk kejayaan bangsa dan negara dalam berbagai peristiwa pertempuran laut.

TNI AL mencatat sejumpah pertempuran yang sangat heroik dan telah tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Laksamana Ali: Kowal Berkontribusi Besar Terhadap Kemajuan TNI AL

“Nilai-nilai perjuangannya terus diwariskan kepada generasi penerus, khususnya para kesatria pengawal samudera,” ujar Laksamana Muhammad Ali.

Sejumlah peristiwa tersebut di antaranya pada 4 April 1946 di Selat Bali, perahu-perahu yang membawa pasukan ekspedisi lintas laut Jawa-Bali pimpinan Kapten Laut Markadi, terlibat kontak senjata dengan dua landing craft mechanized Belanda.

BACA JUGA: TNI AL Kerahkan Kapal Perang ke Karimunjawa, Ada Apa?

Unsur patroli Belanda tersebut berhasil ditenggelamkan, Pasukan Markadi berhasil mendarat dengan selamat dan turut memperkuat kesatuan TNI di Pulau Bali.

Selain itu, pada 5 Januari 1947 d Teluk Cirebon, Kapal RI Gajah Mada yang sedang melaksanakan latihan gabungan dengan pasukan Angkatan Darta, terlibat pertempuran denah korvet dan kapal perusak Angkatan Laut Belanda.

Setelah berhasil mengusir korvet HRMS Morotai dari perairan Ambon, RI Gajah Mada harus bertempur menghadapi kapal musuh yang lebih kuat yaitu Destroyer HRMS Kortenar.

Dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, RI Gajah Mada tenggelam dan Letnan Samadikun gugur sebagai pahlawan Samudera demi mempertahankan kedaulatan wilayah perairan NKRI.

Selanjutnya, pada 15 Januari 1962 di Laut Aru, tiga motor torpedo boat atau MTB yaitu RI Macan Tutul, RI Macan Kumbang, dan RI Harimau menjalankan misi infiltrasi mendaratkan pasukan Angkatan Darat di pantai sebelah selatan Fakfak, Irian Barat.

Kehadiran mereka diketahui musuh, tiga kapal kombatan Belanda masing-masing HRMS Everten, HRMS Kortenar, dan KRMS Ultrecht yang didukung peswat Nepture, mengepung dan membuka serangan udara dengan menembakkan flare dan roket terhadap tiga MTB ALRI.

“Komodor Yos Sudarso yang berada di RI Macan Tutul memerintahkan kapal untuk maju menyongsong kedatangan kapal-kapal Belanda tersebut. Manuver ini untuk mengalihkan perhatian agar semua serangan musuh tertuju pada RI Macan Tutul, tembakan-tembakan Meriam Belanda mengenani anjungan kapal cepat torpedo Angkatan Laut itu.

Dalam situasi yang sangan genting ini, Komodor Yos Sudarso tetap gigih bertempur dengan mengumandangkan seruan “Kobarkan terus semangat pertempuran” melalui radio telefon.

RI Macan Tutul tenggelam dan Komodor Yos Sudarso gugur secara gentle and brave dalam pertempuran tersebut sebagai Kusuma bangsa.

Rangkaian peristiwa pertempuan laut yang menggambarkan heroism perjuangan para prajurit Jalasena tersebut, berpuncak pada pertempuran Laut Aru tanggal 15 Januari 1962.

Selanjutnya momentum tersebut diperingati sebagai Hari Dharma Samudra untuk mengenang kepahlawanan dan pengorbanan para patriot dalam perjuangan demi membela kehormatan dan harga diri bangsa Indonesia.

“Momentum peringatan Hari Dharma Samudera telah mengingatkan para generasi penerus saat ini khususnya para prajurit Jalasena untuk terus mewujudkan nilai-nilai patriotism, kepahlawanan dan kepemimpinan yang diwariskan oleh pendahulu dalam pengabdiannya kepada TNI AL, TNI, bangsa dan negara tercinta,” ujar KSAL Laksamana Muhammad Ali.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler