KSAL Tegaskan Pengadaan Kapal Selam Masih jadi Prioritas Membangun Kekuatan TNI AL

Selasa, 03 Oktober 2023 – 07:35 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali menjawab pertanyaan wartawan selepas acara Sarasehan TNI AL di Balai Samudera, Jakarta, Senin (2/10/2023). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan bahwa pengadaan kapal selam masih menjadi prioritas untuk membangun kekuatan TNI AL ke depan, baik dalam pemenuhan kekuatan pokok minimum (minimum essential force /MEF) maupun proyeksi postur kekuatan 2025–2045.

Laksamana Ali menjelaskan saat ini TNI AL diperkuat empat unit kapal selam.

BACA JUGA: 17 Perwira Tinggi TNI AL Naik Pangkat, Berikut Daftar Namanya

Sementara, target sebagaimana dicanangkan dalam MEF sampai akhir 2024, ialah 12 unit kapal selam.

"Di hulu memang sudah kami hitung rencana ideal 12 (kapal selam) ya. Itu juga kami tetap mempertimbangkan kesiapan anggaran dari pemerintah. Tetapi, saat ini kami akan dukung dahulu mungkin yang terdekat ini beberapa kapal selam saja, mungkin jumlahnya tidak sampai lima. Saat ini sudah ada empat,” kata Laksamana Muhammad Ali saat ditemui selepas acara Sarasehan TNI AL di Balai Samudera, Jakarta, Senin (2/10).

BACA JUGA: Sambut Tahun Baru Hijriah, KSAL Ajak Prajurit dan PNS TNI AL Berintrospeksi

Empat kapal selam yang saat ini memperkuat TNI AL masing-masing KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.

Selain KRI Cakra-401, tiga kapal selam lainnya merupakan hasil kerja sama industri pertahanan Indonesia dan Korea Selatan.

BACA JUGA: KSAL Pimpin Sertijab 4 Perwira Tinggi TNI AL, Berikut Daftar Namanya

KRI Alugoro pun menjadi satu-satunya kapal selam milik TNI AL yang dirakit di galangan kapal PT PAL, Surabaya, Jawa Timur.

Sementara, KRI Nagapasa dan KRI Ardadedali dibuat seluruhnya di Korea Selatan.

KRI Cakra yang merupakan "kembaran" KRI Nanggala-402 ialah kapal selam serbu buatan Jerman yang beroperasi sejak 1981.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan itu, KSAL pun melawat ke beberapa negara di Eropa, salah satunya Jerman, untuk melihat langsung perkembangan teknologi kapal selam.

Laksamana Ali pada 25 September 2023 berkunjung ke galangan kapal selam di Kiel, Jerman.

Dia melihat kapal selam buatan Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH, Jerman, tipe 212 dan 214.

Walaupun demikian, Laksamana Ali menyatakan bahwa urusan pengadaan kapal selam merupakan kewenangan Kementerian Pertahanan (Kemhan). "Akan tetapi, kami akan mengajukan kapal selam mana yang cocok untuk perairan Indonesia," kata Laksamana Ali.

Sementara itu, untuk proyeksi kekuatan TNI AL pada 2025–2045, KSAL menilai pengadaan kapal selam juga tetap menjadi prioritas.

Komitmen itu sejalan dengan usulan dari Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodawardhani saat acara Sarasehan TNI AL bertajuk "Refleksi dan Proyeksi Eksistensi Prajurit Jalasena untuk Melaju Mewujudkan Indonesia Maju" di Balai Samudera, Jakarta, Senin.

Jaleswari dalam paparannya mengemukakan bahwa kapal selam dan satelit militer perlu menjadi prioritas dalam membangun kekuatan TNI AL ke depan.

"Kapal selam merupakan apex predator atau predator puncak ekosistem laut yang dapat melawan kapal induk yang kerap digunakan untuk memproyeksikan kekuatan secara khusus di kawasan Asia Pasifik," kata Jaleswari.

Dalam pemenuhan MEF TNI AL, yang saat ini memasuki tahap ketiga atau tahap akhir (periode 2020–2024), per 22 September 2023, kekuatan pokok minimum TNI mencapai 67,86 persen.

Angka itu mencakup kapal perang, kapal selam, pesawat udara, dan material tempur Marinir. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler