KTT ASEAN-PBB: Presiden Jokowi Singgung Kekerasan Atas Nama Agama

Minggu, 15 November 2020 – 15:51 WIB
Presiden Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-37 ASEAN yang digelar secara virtual, Kamis (12/11). Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menuntut peran Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam menjaga kemajemukan dan toleransi.

Tahun ini merupakan tahun yang sangat krusial bagi PBB yang genap berusia 75 tahun. Untuk dapat menjawab berbagai tantangan global, PBB tidak punya pilihan lain, kecuali melanjutkan agenda reformasi secara nyata.

BACA JUGA: Hendardi: Membiarkan Kerumunan Pengagum Habib Rizieq Bukti Kegagapan Jokowi

Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Jokowi itu saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-PBB yang digelar secara virtual.

Jokowi juga menyampaikan beberapa pandangan, antara lain agar PBB mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme.

BACA JUGA: Jokowi Buka MTQ Nasional XXVIII Sumbar, Ini Katanya

"Pertama, PBB harus mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme. Kepercayaan akan tumbuh jika multilateralisme dapat memenuhi harapan masyarakat dunia khususnya dalam melawan pandemi," kata Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (15/11).

Dalam jangka pendek, lanjut Jokowi, PBB harus berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin bagi semua. Dalam jangka panjang, PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan pandemi baru di masa mendatang.

BACA JUGA: Jakarta Naik Level, Pengamat Bandingkan Peran SBY, Jokowi, Ahok, dan Anies

"Di kawasan Asia Tenggara, belajar dari pandemi ini, kita berusaha bangun sistem dan mekanisme kawasan seperti ASEAN Response Fund for Covid-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Framework on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework," jelasnya.

Jokowi meyakini, perbaikan pada sistem kesehatan nasional dan regional dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perbaikan tatanan kesehatan global.

Kedua, Jokowi mendorong PBB untuk menjaga kemajemukan dan toleransi. Di tengah pandemi saat ini, Jokowi mengaku prihatin menyaksikan kembali intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama.

"Kalau ini dibiarkan, maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi," ungkapnya.

Menurut Jokowi, saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama untuk mengatasi Covid-19 dan tantangan global lainnya.

Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia berpandangan bahwa kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Nilai, lambang, dan sensitivitas agama harus selalu dihormati.

"Di saat yang sama, Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Terorisme adalah terorisme," tegasnya.

Di penghujung pidatonya, Jokowi mengajak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggerakkan dunia agar terus bekerja sama memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apa pun.

"Keberagaman, toleransi, dan solidaritas merupakan fondasi yang kokoh bagi dunia yang damai, aman, dan stabil," tandasnya.

Turut mendampingi Presiden saat menghadiri KTT ke-11 ASEAN-PBB secara virtual yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler