Kualifikasi Piala Dunia 2022: Aksi Berlutut Tak Lagi jadi Pilihan

Selasa, 23 Maret 2021 – 08:43 WIB
Bek tim nasional Inggris Tyronne Mings (kedua kiri) yang diduga menjadi korban rasialisme dari suporter Bulgaria usai berdebat dengan wasit dalam laga lanjutan Piala Eropa 2020, Oktober 2019. Foto: Antara/Reuters/Carl Recine

jpnn.com, CELTIC - Timnas Skotlandia tetap menentang rasialisme meskipun pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Austria, Jumat (26/3) dini hari WIB tidak akan melakukan aksi simbolis dengan berlutut jelang kick-off.

Beberapa pemain tim Liga Utama Skotlandia termasuk juara Rangers dan rival mereka di Glasgow, Celtic, memilih untuk tidak berlutut sebelum pertandingan mereka akhir pekan lalu.

BACA JUGA: AFC Mundurkan Jadwal Laga Kualifikasi Piala Dunia Timnas Indonesia

Tim Rangers, Celtic, Dundee United dan Motherwell semuanya berdiri sebelum kick-off setelah memutuskan bahwa itu adalah cara yang lebih tepat untuk menyerukan tindakan dan perubahan.

Skotlandia akan melakukan hal yang sama pada pembukaan kualifikasi Piala Dunia di Hampden Park.

BACA JUGA: Dua Laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Digeser ke Juni, Ini Jadwalnya

Para pemain Celtic dan Rangers bersatu dalam solidaritas dengan Glen Kamara setelah gelandang Rangers itu melaporkan pelecehan rasialisme yang keji selama pertandingan Liga Europa.

UEFA sedang menyelidiki masalah tersebut setelah pemain Slavia Praha Ondrej Kudela membantah tuduhan tersebut.

BACA JUGA: Rasialisme dan Politik Luar Negeri Indonesia di Pasifik: Teman atau Lawan?

Penyerang Crystal Palace Wilfried Zaha baru-baru ini menjadi pemain Liga Utama Inggris pertama yang berdiri alih-alih berlutut.

Gerakan simbolis itu awalnya dimulai tahun lalu untuk menyatakan dukungan bagi gerakan Black Lives Matter setelah kematian George Floyd di tangan seorang petugas polisi kulit putih di Amerika Serikat.

"Menurut saya peristiwa baru-baru ini dan peristiwa masa lalu memberitahu Anda bahwa Anda harus terus mengubah pola pikir orang dan mengingatkan mereka," kata manajer Skotlandia Steve Clarke, Senin, seperti dikutip AFP.

"Aksi berlutut, saat awal-awal dilakukan, adalah simbol yang sangat kuat. Itu mungkin kini sudah sedikit mencair," katanya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler