SURABAYA - Persaingan lebih seru bakal terjadi di pergelaran Axiata Cup yang kedua tahun ini. Tiap tim menurunkan para pemain terbaiknya untuk mengejar ambisi meraih gelar juara. Tak terkecuali Indonesia yang berstatus sebagai juara bertahan.
Tim Indonesia tak mau main-main saat terjun ke Axiata Cup yang dimulai hari ini. Berstatus juara bertahan, Merah Putih ingin mempertahankan supremasi pada kejuaraan beregu antarnegara tersebut. Untuk itu, Indonesia menyiapkan barisan pemain terbaiknya.
Indonesia mengandalkan pebulutangkis yang sudah memiliki nama, seperti Simon Santoso dan Arek Suroboyo, Sony Dwi Kuncoro. Selain itu, nama-nama pebulutangkis andalan juga mengisi skuad untuk tunggal putri, ganda putra dan ganda campuran.
Tahun lalu, tim Indonesia menjadi juara saat hanya mempertandingkan tunggal putra dan ganda putra. Bahkan terjadi All Indonesian final di Kuala Lumpur, Malaysia. Tunggal putra Indonesia, Simon Santoso mengakui, untuk tahun ini perjuangan Indonesia untuk mempertahankan gelar juara sangat berat.
"Rival terberat kami dari Malaysia, All-Star Asia dan Thailand," ujar Simon.
Hal yang sama disampaikan mantan Sekjen PB PBSI, Yacob Rusdianto yang juga Ketum Pengprov PBSI Jatim. Yacob membenarkan bila persaingan bakal semakin berat. Namun dia masih optimis Indonesia, khususnya tim putra, bisa mempertahankan gelar juara.
"Persaingan tahun ini memang lebih berat. Sebab ada Asian Selection dan Europe Selection. Tapi kami yakin Indonesia bisa mempertahankan juara," tegas mantan Sekjen PB PBSI ini.
Kualitas persaingan jelas meningkat di Axiata edisi kedua. Format pertandingannya pun berubah. Jika tahun lalu hanya mempertandingkan nomor putra seperti Piala Thomas, tahun ini lebih mirip Piala Sudirman, hanya saja tanpa ganda putri. Dengan sistem setengah kompetisi, semua tim juga akan saling bertemu.
"Kondisi itu akan membuat kekuatan tiap tim tahun ini lebih merata," beber James White, Senior Vice President Total Sport Asia.
Selain itu, dengan hanya mempertandingkan empat nomor atau pertandingan dalam jumlah genap, persaingan kian seru. Tiap laga sangat menentukan. Karena, yang dihitung dalam klasemen poin kemenangan. Bukan cuma tiap kemenangan seperti yang umumnya dilakukan di kejuaraan beregu.
"Tiap pertandingan harus fight dan maksimal. Semuanya menentukan. Karena, lebih cepat menang, lebih baik," sambung Tommy Wattimena, Senior Vice President Brand and Marketing Communication XL.
Tahun ini, Axiata Cup akan diikuti enam negara, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, Filipina. Ditambah dengan sejumlah pemain terbaik dunia yang tergabung dalam All-Star Eropa da All-Star Asia. Hari ini, Indonesia sudah akan menghadapi Vietnam di laga pertama yang dimulai pukul 12.20 WIB di DBL Arena Surabaya. (ady)
Tim Indonesia tak mau main-main saat terjun ke Axiata Cup yang dimulai hari ini. Berstatus juara bertahan, Merah Putih ingin mempertahankan supremasi pada kejuaraan beregu antarnegara tersebut. Untuk itu, Indonesia menyiapkan barisan pemain terbaiknya.
Indonesia mengandalkan pebulutangkis yang sudah memiliki nama, seperti Simon Santoso dan Arek Suroboyo, Sony Dwi Kuncoro. Selain itu, nama-nama pebulutangkis andalan juga mengisi skuad untuk tunggal putri, ganda putra dan ganda campuran.
Tahun lalu, tim Indonesia menjadi juara saat hanya mempertandingkan tunggal putra dan ganda putra. Bahkan terjadi All Indonesian final di Kuala Lumpur, Malaysia. Tunggal putra Indonesia, Simon Santoso mengakui, untuk tahun ini perjuangan Indonesia untuk mempertahankan gelar juara sangat berat.
"Rival terberat kami dari Malaysia, All-Star Asia dan Thailand," ujar Simon.
Hal yang sama disampaikan mantan Sekjen PB PBSI, Yacob Rusdianto yang juga Ketum Pengprov PBSI Jatim. Yacob membenarkan bila persaingan bakal semakin berat. Namun dia masih optimis Indonesia, khususnya tim putra, bisa mempertahankan gelar juara.
"Persaingan tahun ini memang lebih berat. Sebab ada Asian Selection dan Europe Selection. Tapi kami yakin Indonesia bisa mempertahankan juara," tegas mantan Sekjen PB PBSI ini.
Kualitas persaingan jelas meningkat di Axiata edisi kedua. Format pertandingannya pun berubah. Jika tahun lalu hanya mempertandingkan nomor putra seperti Piala Thomas, tahun ini lebih mirip Piala Sudirman, hanya saja tanpa ganda putri. Dengan sistem setengah kompetisi, semua tim juga akan saling bertemu.
"Kondisi itu akan membuat kekuatan tiap tim tahun ini lebih merata," beber James White, Senior Vice President Total Sport Asia.
Selain itu, dengan hanya mempertandingkan empat nomor atau pertandingan dalam jumlah genap, persaingan kian seru. Tiap laga sangat menentukan. Karena, yang dihitung dalam klasemen poin kemenangan. Bukan cuma tiap kemenangan seperti yang umumnya dilakukan di kejuaraan beregu.
"Tiap pertandingan harus fight dan maksimal. Semuanya menentukan. Karena, lebih cepat menang, lebih baik," sambung Tommy Wattimena, Senior Vice President Brand and Marketing Communication XL.
Tahun ini, Axiata Cup akan diikuti enam negara, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, Filipina. Ditambah dengan sejumlah pemain terbaik dunia yang tergabung dalam All-Star Eropa da All-Star Asia. Hari ini, Indonesia sudah akan menghadapi Vietnam di laga pertama yang dimulai pukul 12.20 WIB di DBL Arena Surabaya. (ady)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpora: PSSI Masih Punya Banyak PR
Redaktur : Tim Redaksi