jpnn.com, LAMPUNG - Ekspor komoditas lada hitam yang ditumbuk maupun tidak ditumbuk berdasarkan Harmonized System Code, periode Januari-Maret 2022 atau kuartal I tahun 2022, mencapai USD 17 juta.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan 44,05% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Kemenkeu: yang Ingin Jadi Pengusaha Berorientasi Ekspor Bisa Menghubungi LPEI
Lada hitam merupakan salah satu komoditi dari sektor perkebunan yang memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepala Divisi Indonesia Eximbank (IEB) Institute LPEI, Rini Satriani menuturkan permintaan yang meningkat untuk produk rempah termasuk lada hitam disebabkan mulai pulihnya ekonomi dunia, seiring meredanya pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Jika Bercerai dengan Nathalie Holscher, Sule Bakal Beri Nafkah Sebegini Untuk Adzam Per Bulan
"Selain itu, daya saing lada hitam Indonesia yang terbilang baik di pasar global menjadi competitive advantage bagi Indonesia dalam melakukan ekspor serta didukung pula oleh utilisasi produk lada hitam pada industri makanan dan minuman," ujar Rini.
Sebagai komoditi ekspor, lada hitam memiliki andil dalam menghasilkan devisa negara, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menyediakan kesempatan kerja bagi para petaninya.
BACA JUGA: Siapa pun Bisa Jadi Demiseksual, Kenali Penyebab dan Ciri-cirinya
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI pun turut serta dalam mendukung peningkatan ekspor lada hitam melalui serangkaian program jasa konsultasi.
Di antaranya dengan diresmikannya Program Desa Devisa Lada Hitam pada (23/6) lalu.
Berdasarkan data sebaran eksportir lada hitam Indonesia pada 2020, Provinsi Lampung merupakan kontributor ekspor lada hitam terbesar di Indonesia dengan estimasi 58,33% dari total nilai ekspor lada hitam Indonesia.
Oleh karena itu, LPEI melihat Provinsi Lampung merupakan wilayah berpotensial bagi peningkatan kapasitas eksportir melalui program Desa Devisa Klaster Lada Hitam, yang saat ini sedang dilaksanakan bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada