jpnn.com, JAKARTA - Link Net pada 2021 memulai perjalanannya untuk mengimplementasikan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (ESG) ke dalam setiap proses bisnis perseroan.
Sebagai bagian dari langkah awal program ini, Link Net memulai proses pengumpulan dan pelaporan data secara menyeluruh.
Link Net turut berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan pengembangan komunitas, serta meningkatkan peluang bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam setiap tahap kehidupan.
Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk Marlo Budiman menjelaskan Link Net menambahkan 56.994 homes passed ke dalam jaringannya pada 1Q2022, menjadikan total jaringan Perseroan sebanyak 2.926.827 homes passed.
BACA JUGA: Presidensi G20 Diyakini Bisa Berjalan Lancar di Bawah Kepemimpinan Jokowi
"Walau tingkat churn tetap tinggi, namun terdapat penurunan sejak 4Q2021. Perseroan mengambil langkah yang signifikan tidak hanya untuk melakukan upsell kepada pelanggan existing, namun juga untuk mengurangi tingkat churn terutama pada pelanggan baru," ujar Marlo Budiman.
Sementara kondisi ekonomi mulai membaik setelah COVID-19 dan berbagai inisiatif operasional Link Net mulai menunjukkan hasil yang positif, Perseroan berharap tingkat churn akan menurun dan dapat meningkatkan jumlah pelanggan di periode yang akan datang.
BACA JUGA: Dilarang Meniup Makanan dan Minuman yang Masih Panas! Simak Hukum dan Dampaknya
Segmen Enterprise mencatat pendapatan sebesar Rp 165 miliar pada 1Q2022, meningkat 14,7% dibandingkan dengan Rp 143 miliar pada 1Q2021.
Link Net membukukan pendapatan sebesar Rp 1,05 triliun pada 1Q2022, menurun 1,6% dibandingkan dengan Rp 1,07 triliun pada 1Q2021.
EBITDA pada 1Q2022 tercatat Rp 570 miliar, turun 8,8% dari Rp 624 miliar pada 1Q2021.
Sepanjang tahun lalu, Link Net telah menumbuhkan total aset karena proyek migrasi yang berjalan dengan cepat. Penambahan aset ini umumnya akan meningkatkan beban depresiasi.
Sementara tingkat utang usaha meningkat untuk membiayai proyek migrasi, beban finansial juga meningkat.
"Link Net membukukan Laba Bersih sebesar Rp 128 miliar pada 1Q2022, menurun sebesar 48,6% dibandingkan dengan Rp 249 miliar pada 1Q2021," kata Marlo.
Mulai dari 1 Juli, Link Net tidak lagi membayar beban sewa tiang atas penggunaan tiang listrik ICON+.
Selama dua tahun lalu, Link Net telah membayar 3,6% dari total pendapatan untuk menggunakan tiang tersebut. Beban ini terhitung lebih dari Rp 160 miliar pada 2021.
Memasuki semester kedua 2022, arus kas yang tadinya digunakan untuk membayar beban sewa tiang, dapat dialokasikan untuk kegiatan produktif lainnya.
“Tim kami sedang mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk menurunkan tingkat churn dan kami berharap adanya pertumbuhkan jumlah pelanggan di kuartal-kuartal yang akan datang. Sementara Link Net menantikan penyelesaian proyek migrasi, kami akan meningkatkan fokus dan sumber daya untuk percepatan ekspansi jaringan dan pertumbuhan jumlah pelanggan," jelasnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada