Kubu Jokowi Klaim Elektabilitas Petahana Digerus Hoaks

Selasa, 05 Maret 2019 – 21:48 WIB
Joko Widodo. Foto: Oji/Humas

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menganggap musuh terbesar Joko Widodo - Ma'ruf Amin adalah hoaks. Menurut dia, hanya hoaks yang bisa menggerus elektabilitas petahana di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini.

Oleh karena itu, Willy meminta semua kader partai pengusung, partai pendukung, ulama, relawan serta masyarakat luas harus bersinergi melawan hoaks tersebut.

BACA JUGA: Survei LSI: Jika Lihat Tren Elektabilitas Capres, Pertarungan Sudah Selesai

"Negara ini akan rusak karena penyebarluasan berita-berita hoaks, fitnah dan tidak berdasarkan fakta. Mereka sudah nekad menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya," kata Willy, Selasa (5/3).

Menurut Willy, penyebaran hoaks tersebut dilakukan secara sistematis, masif dan terorganisasi oleh orang-orang yang tidak memiliki etika dan morel berpolitik. Mereka mengandalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan, termasuk merusak demokrasi dengan memperalat berbagai lapisan masyarakat termasuk warga yang rendah pendidikannya, bahkan anak-anak.

BACA JUGA: Cinta Laura: Jadi Presiden itu Berat, Biar Pak Jokowi Saja

(Baca juga: WhatsApp Blokir 2 Juta Akun Penyebar Berita Hoaks)

Lebih lanjut kata dia, kelompok yang gelisah dengan penyebaran hoaks adalah kaum nasionalis dan agamais yang khawatir akan terancamnya persatuan dan kesatuan bangsa akibat penyebaran hoaks, fitnah, dengki. Sedangkan kelompok di luar itu, memproduksi dan membiarkan hoaks berkembang kemudian menuai manfaat dari penyebaran hoaks tersebut.

BACA JUGA: Temui Kiai Maruf, Hasto Sampaikan Titipan Bu Mega

Dia pun mengimbau produsen hoaks segera menghentikan kegiatannya dan bersaing secara terhormat dan bermartabat. Alangkah naifnya jika ada elite politik yang merasa bangga dengan caranya menebarkan hoaks. Lebih tak beradab lagi jika ada elite yang merasa bangga memenangkan kontestasi politik dengan menebarkan hoaks.

"Kami berharap polisi dan tim cyber makin gesit patroli di dunia maya untuk menangkap penyebar hoaks dan membawa mereka ke meja hijau. Juga perlu ada patroli di tempat-tempat umum, di rumah-rumah warga karena sudah bukti dilakukan door to door. Untuk jera, polisi harus pula membongkar tuntas semua yang terlibat dalam jaringan penyebar hoaks tersebut, siapa pun dia, apa pun jabatan dan pangkatnya," tegas Willy.

Sebelumnya, di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Sabtu (2/3), Jokowi mengungkapkan tentang serangan hoaks di Jawa Barat sehingga mendadak hasil survei pasangan Jokowi-Amin turun drastis sebesar 8 persen. Hal itu akibat serangan masif hoaks yang masuk ke rumah-rumah warga. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Disarankan Kunjungi Lahan Prabowo di Aceh, Hasto: Ogah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
hoaks   Jokowi   Pilpres 2019  

Terpopuler