Kubu Jokowi Optimis Selisih Suara 20 Persen

Imbau Partisipasi Aktif Warga di Pilgub

Rabu, 19 September 2012 – 17:00 WIB
Poster bergambar Foke dan Jokowi di kawasan Dukuh Atas Jakarta bertuliskan jangan ada dendam diantara kita, 19 September 2012. Foto : RAKA DENNY/JAWAPOS
JAKARTA - Warga diimbau datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memberikan hak suaranya pada pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua, Kamis (20/9), besok.

Hal itu ditegaskan, anggota DPR Dolfie OF Palit, saat memberi keterangan pers soal hasil survei Lembaga Survei Riset dan Kebijkanan Otonomi Daerah (Rekode), Rabu (19/9), di gedung parlemen, di Jakarta.

Dijelaskan Dolfie, pihaknya cukup percaya diri dengan hasil survei Rekode yang menemukan bahwa pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama akan memenangkan Pilkada DKI Jakarta dengan selisih suara 20 persen dibanding pasangan Fauzi Bowo-Nahrowi Ramli.

Namun, kata dia, ada temuan lainnya yang patut diwaspadai, yakni adanya 27 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya. Artinya, kata dia, pemilih itu bisa memilih Jokowi atau Foke.

Dia membeberkan, survei juga menemukan bahwa isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) memengaruhi 27,1 persen responden pemilih.

Temuan lainnya adalah hanya 59 persen responden yang pasti datang ke TPS saat pencoblosan, 20,8 persen kemungkinan kecil tak datang, 11 persen kemungkinan besar tak datang, dan 9,3 persen belum menjawab.

"Yang kita khawatir adalah tingkat partisipasi ini karena bisa merubah hasil akhir. Kalau yang memastikan datang dan kemungkinan besar datang sekitar 60 persen, ternyata terdiri dari mayoritas yang terpengaruh isu SARA atau mayoritas massa pasangan tertentu maka kondisi bisa sulit," kata Dolfie.

Dia berharap semua mau berpartisipasi dalam pilkada ini. "Kalau pemilih datang 100 persen, hasilnya tak berubah dari hasil survei ini," imbuhnya.

Dolfie juga menyatakan survei itu menemukan bahwa peta suara kedua pasangan bisa berubah apabila ada isu luar biasa yang mempengaruhi 27 persen responden yang belum menentukan pilihan.

Misalnya isu SARA atau isu negatif lainnya menyangkut calon. Itu sebabnya PDI Perjuangan bekerja keras mengawasi dugaan tindak pidana seperti penyebaran isu SARA.

Sementara itu, Yunandar, dari Rekode, menjelaskan populasi survei itu adalah penduduk DKI Jakarta yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, dan mempunyai hak pilih di pilgub. Responden dikerangkakan dari DPT pilgub DKI Jakarta yang dikeluarkan KPUD DKI Jakarta.

Jumlah sampel adalah 400 responden di 42 kelurahan dengan sampling error 4,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Para responden diwawancarai secara tatap muka langsung, dengan quality control melalui pengecekan telepon oleh supervisor kepada 90 persen responden.

"Kami dipercaya internal PDIP untuk melakukan survei. Awalnya mereka tak mau ini dirilis. Cuma karena belakangan mereka mengaku membutuhkan ini dirilis, maka kami rilis. Kami melakukan survei ini dengan profesional, dan kami tak ada hubungan struktural dengan lembaga survei lainnya. Dan kami independen dari PDIP," kata Yunandar.

Dia melanjutkan Rekode bukan lembaga baru, dan sudah riset sejak pemilukada DKI Jakarta pada 2007. Hingga sekarang, Rekode setidaknya sudah melakukan survei di 50 pemilukada di seluruh Indonesia.  (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditanya Politik Uang, Foke Sebut Wartawan Ngeres

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler