jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Kubu Moeldoko Muhammad Rahmad mengaku pihaknya tidak terima atas tudingan Partai Demokrat (PD) di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
PD di bawah kepemimpinan AHY sebelumnya menuding kubu Moeldoko sudah tidak solid dan mulai terpecah belah.
BACA JUGA: 2 Ibu Rumah Tangga Berbuat Terlarang, Hhmm, ke Mana Suami Mereka?
"Tidak ada satu pun petinggi DPP PD KLB Deli Serdang yang mundur apalagi terbelah tiga," kata Rahmad melalui layanan pesan, Senin (4/10).
Menurut dia, pihak yang melontarkan isu kubu Moeldoko tidak solid ialah gaya politik penjajah.
BACA JUGA: Perampok Beraksi di Jakarta Timur, Mengerikan
Bahkan, Rahmad menilai gaya itu terkesan kampungan dan tidak berkelas.
"Jadi, yang melontarkan isu itu ialah gaya politik pecah belah. Mirip politik penjajah. Gaya politik kampungan dan kelas rendahan," tutur Rahmad.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra sebelumnya menyatakan kubu Moeldoko sebenarnya tidak solid dalam menunjuk kuasa hukum untuk menguji anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai berlambang segitiga Merah Putih itu.
Anak buah AHY di Partai Demokrat itu menegaskan bahwa kubu Moeldoko sudah terbelah tiga.
"Tim KSP (Kepala Staf Kepresidenan, red) Moeldoko terbelah tiga," kata Herzaky dalam keterangan persnya, Minggu (3/10).
Kubu Demokrat pimpinan Moeldoko sebelumnya menunjuk Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum untuk uji materi AD/ART milik PD ke Mahkamah Agung (MA).
Namun, Herzaky mengungkap bahwa politikus dari kubu Moeldoko seperti Jhoni Allen Marbun menginginkan kuasa hukum untuk uji materi dipegang oleh Yosef Badeoda.
Di sisi lain, Marzuki Ali yang juga politikus dari kubu Moeldoko menghendaki Rusdiansyah sebagai kuasa hukum.
"KSP Moeldoko menghendaki dan akhirnya memutuskan Yusril sebagai pengacaranya," tutur Herzaky.
Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan informasi bocoran ihwal ketidaksolidan kubu Moeldoko itu berasal dari seorang pengacara. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan