Kubu Pinangki Sesali Jaksa Tidak Jelaskan soal Penerimaan Uang USD 500 Ribu

Rabu, 21 Oktober 2020 – 16:52 WIB
Terdakwa kasus suap pengurusan pengajuan fatwa Mahkamah Agung (MA) untuk membebaskan Djoko Tjandra, Pinangki Sirna Malasari saat menjalani sidang Eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (30/9). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Adres Napitupulu selaku tim penasihat kuasa hukum Pinangki Sirna Malasari, menyesali jaksa penuntut umum (JPU) tidak menjelaskan hal-hal terkait penerimaan uang sebesar USD 500 ribu.

Hal ini disampaikan Aldres setelah mendengarkan paparan jaksa atas jawaban nota keberatan atau eksepsi Pinangki di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Rabu (21/10).

BACA JUGA: Secarik Kertas dari Pinangki untuk Hatta Ali dan ST Burhanuddin, Apa Isinya?

"Penuntut umum masih tidak menjelaskan hal-hal yang kami sampaikan dalam eksepsi kami yaitu tidak jelasnya kapan Pinangki terima uang, dari katanya Andi Irfan Jaya," kata Aldres.

Aldres menyampaikan, pernyataan itu disampaikan, karena dalam berkas Andi Irfan Jaya tidak pernah ditanya soal pemberian uang. Menurutnya, hingga kini dakwaan JPU masih menerka-nerka soal waktu dan tempat pemberian uang tersebut.

BACA JUGA: Pengacara Pastikan Pinangki Tidak Pernah Menyebut Nama Jaksa Agung

"Jaksa tadi hanya mengatakan bahwa kami mendakwa dia menerima uang dari Andi Irfan Jaya, itu kalau enggak di Kuala Lumpur, di Jakarta atau kebanyakan ataunya itu. Kami bisa lihat sendiri. Itu jelas atau enggak menurut kami, itu tidak jelas, tetapi menurut penuntut umum itu yang jelas, ya, nanti masyarakat bisa nilai," cetus Aldres.

Aldres juga menyoroti dakwaan JPU soal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terhadap kliennya. Dia menyebut, dakwaan pencucian uang terhadap Pinangki tidak jelas.

BACA JUGA: Terungkap, Pinangki Pernah Menikah dengan Djoko

"Di mana menyamarkannya, di mana layering-nya pencucian uang di perkara ini. Kemudian dia jawab bahwa digunakan untuk keperluan pribadi, loh, iya, bukan pencucian uang. Itu namanya kalaupun benar, itu menikmati hasil kejahatan bukan pencucian uang," ujar Aldres.

Oleh karena itu, Aldres merasa keberatan terkait Pinangki didakwa bermufakat jahat untuk memberi suap kepada pejabat Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung.

"Memang pejabat di Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung cuma satu. Tadi dia bilang sudah jelas itu, tetapi kami tetap merasa itu tidak jelas siapa yang mau disuap oleh Pinangki ini," pungkas Aldres. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler