jpnn.com, PORTUGAL - Manajer Atalanta Gian Piero Gasperini menegaskan, kubunya tak gentar dengan keberadaan Neymar dan gemilang dana yang menaungi lawan mereka di babak perempat final Liga Champions, Paris Saint-Germain (PSG).
Atalanta menjadi tim kuda hitam di Liga Champions musim ini, kendati melakoni debut penampilannya di kompetisi Eropa paling bergengsi itu.
BACA JUGA: Liga Champions PSG Vs Atalanta, Tuchel: Pertarungan di Dalam Kepala
Mereka dijadwalkan membuka rangkaian Final Eight menghadapi PSG di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Rabu waktu setempat atau Kamis (13/8) WIB.
"Tentu saja, Neymar adalah salah satu pemain terkuat di dunia saat ini, sehingga tim manapun yang menghadapinya akan kewalahan," katanya dalam jumpa pers pralaga dilansir Reuters, Rabu (12/8) WIB.
BACA JUGA: Pelatih Ini Ngomong Tinggi, Coba Nanti Saat Ketemu Manchester United
"Saya pikir cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan bermain sebaik mungkin bahkan jika memungkinkan memaksanya membantu lini pertahanan timnya sendiri," ujarnya menambahkan.
Ia berharap dengan cara tersebut Atalanta bisa mengurangi tingkat efektivitas permainan Neymar dan memperbesar peluang mengalahkan PSG.
BACA JUGA: Pelatih Ini Sesumbar Ingin Segera Menghadapi Inter
Gasperini juga mengaku tak mau memikirkan jurang kekayaan antara Atalanta dengan PSG.
Ia memilih berkonsentrasi dengan semangat, kedisiplinan dan kemampuan serangan timnya.
"Saya tak pernah membuatnya sebagai pembeda. Tentu saja saya membaca mereka punya sumber daya tak terhingga untuk membuat tim mereka jadi tim top, kami tak fokus ke soal itu walaupun ada sedikit pengaruhnya," kata Gasperini.
"Namun, ketika di kompetisi semacam ini, kami harus bercermin dan menemukan apa yang bisa kami lakukan dan saya pikir kami punya banyak sumber daya dan tenaga," ujarnya melengkapi.
Jika bisa melanjutkan kiprah mereka membalikkan berbagai prediksi, Atalanta sudah dinanti pemenang laga perempat final lain yakni RB Leipzig atau Atletico Madrid di babak semifinal.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang