jpnn.com - KUDUS- Ribuan warga Kabupaten Kudus dan sekitarnya, Kamis malam (16/10) memadati Alun-Alun Simpang Tujuh dalam acara Tabligh Kebangsaan dan doa bersama untuk Presiden-Wakil Presiden terpilih, Kamis (16/10) malam. Kegiatan digelar juga sebagai rangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Kudus ke- 465.
Selain dihadiri Bupati Kudus, H Musthofa beserta Wakil Bupati, Abdul Hamid, sejumlah pejabat, juga tampak hadir mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif. Pria kelahiran Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatera Barat, 31 Mei 1935 ini dikenal sebagai seorang ulama, ilmuwan, pendidik Indonesia dan pendiri Maarif Institute.
BACA JUGA: Motor Tersenggol, Gigit Bibir Tetangga Hingga Putus lalu Dikunyah
Bupati Kudus Musthofa mengatakan, acara tabligh kebangsaan dimaksudkan merajut kembali jalinan persaudaraan antar anak bangsa. Hal itu dimungkinkan sempat merenggang akibat berbagai proses pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden beberapa bulan lalu, terutama di wilayah Kabupaten Kudus. “Kita harus arif menghadapi berbagai perbedaan dan dinamika yang terjadi di negeri ini. Jangan mudah terpancing dan terjebak dari berbagai bentuk yang menyesatkan,” pinta Musthofa.
Bahkan Musthofa mengajak seluruh warga Kudus berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing kepada Presiden terpilih Joko Widodo Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla yang akan dilantik pada Senin (20/10) mendatang, agar bisa memimpin negeri ini hingga lima tahun ke depan tanpa halangan apapun.
BACA JUGA: Sinyal Merah bagi Pendaki Gunung Ijen
Musthofa juga optimis, bila pasangan Jokowi-JK mampu menjalankan tugasnya dengan baik, karena keduanya terpilih secara langsung oleh rakyat dan bertindak untuk kepentingan rakyat.
Sementara itu, Syafii Maarif yang dikenal memiliki sikap plural, kritis dan bersahaja ini, menyatakan Jokowi dan JK tidak mungkin mampu bekerja sendirian dalam membangun bangsa ini. Namun harus dibarengi dengan pendamping serta sosok-sosok yang memiliki kapasitas,integritas tinggi, seorang patriot dan sekaligus pejuang . “Saya melihat sosok itu antara lain ada pada diri Bupati Kudus Musthofa,” tegasnya.
BACA JUGA: Panitia Daerah Gelar Pra Ujian Seleksi CPNS
Ia juga mengingatkan, pesta demokrasi yang baru berlangsung beberapa bulan lalu, tidak perlu meninggalkan permasalahan. Perbedaan adalah bumbu dalam demokrasi, namun tidak boleh terlalu kental. Jangan menghabiskan waktu saling menggugat dan saling menghukum. “Mari bergandeng tangan membangun negeri ini, karena pekerjaan rumah kita masih banyak,” ujarnya.(jac/*/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amankan 1.365 Liter Solar Ilegal dalam Jeriken
Redaktur : Tim Redaksi