JAKARTA---Sepuluh tahun yang lalu perayaan Natal di Indonesia berlangsung penuh darahAksi peledakan bom secara simultan berlangsung di sembilan kota
BACA JUGA: Pesan Romo: Tumbuhkan Cinta kepada Keluarga
Tindakan sadis itu merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusakBACA JUGA: Bantu Timnas, Jangan Bantu Gayus!
Sebagian yang lain sudah bebasBACA JUGA: Demokrat Minta Peran Ical Tak Diributkan
Prestasi Densus 88 Mabes Polri yang melakukan operasi tanpa istirahat sejak Februari 2010 layak diapresiasiSecara tidak langsung, serangkaian penangkapan dan penindakan korps burung hantu itu berhasil membuat suasana Natal tadi malam terasa benar-benar kudus"Kita bersyukur atas bantuan masyarakat semua berjalan lancarMeski begitu kewaspadaan aparat tetap tinggi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyrakat Mabes Polri Brigjen Ketut Untung Yoga kemarin (24/12)
Jenderal bintang satu itu menjelaskan, operasi lilin tahun ini berlangsung secara serentak di seluruh Polda se IndonesiaMabes Polri mengklasifikasi Polda menjadi dua , yakni Polda prioritas 1 dan prioritas 2Ini berdasar tingkat kerawanan dan potensi ancaman
Untuk Polda prioritas 1 meliputi Papua, Sulteng, NTT, Sulut, Maluku, Sumut, Metro Jaya, Jabar, Jateng, Jatim, DIY dan BaliSelain1 2 provinsi itu, masuk katagori Polda prioritas 2. "Untuk prioritas 1 total ada 59.260 personel yang diturunkan," jelasnyaSedangkan total untuk Polda prioritas 2 ada 27456 orang personel polisi yang terlibat"Mabes Polri juga menurunkan 636 personel untuk diperbantukan," jelas Ketut.
Jumlah itu belum termasuk bantuan pengamanan dari aparat selain polisi seperti TNI dan Badan Intelijen NegaraJuga, bantuan swadaya dari organisasi masyarakat seperti Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, Pemuda Pancasila, Pramuka dan ormas lainnya
Pantauan Jawa Pos di lapangan hingga pukul 22 tadi malam, suasana Natal di berbagai gereja di Jakarta berlangsung damaiDi gereja Katedral depan masjid Istiqlal, ribuan jamaat mengikuti misa dengan nyamanTampak Satgas dari GP Ansor mengenakan sorban membantu kelancaran parkir dan lalu lintasSecara terpisah, sumber Jawa Pos menyebut hingga sebulan sebelum Natal, kecemasan luar biasa melingkupi aparat yang bertugas di lingkungan anti terorSebab, ada informasi yang menyebut Abu Tholut sedang merancang serangan balasan secara simultan pada malam Natal untuk "menebus dosa" Densus 88 yang menembaki anggota kelompoknya di Aceh dan Sumatera Utara
"Tapi, setelah AT tertangkap ternyata itu false information (keterangan mengecoh) yang sengaja dihembuskan agar kita pecah konsentrasinya," kata perwira yang semalam ikut memantau di gereja Katedral Jakarta itu
Abu Tholut sendiri mengaku tidak pernah sekalipun merancang operasi Natal"Gereja bukan lagi targetnyaTapi, pejabat dan instansi pemerintah," kata petugas itu menirukan kesaksian Abu Tholut dalam pemeriksaan
Kelompok Abu Tholut memang mempunyai rantai sejarah dengan jaringan pengebom Malam Natal tahun 2000Bahkan, beberapa anggotanya seperti Toni Togar , Mustaqim dan Ubaid pernah ikut dalam rapat-rapat perencanaan teror Natal itu saat Hambali (sekarang ditahan CIA di Guantanamo, Kuba) masih memimpin.
Toni Togar yang menjadi otak perencanaan perampokan Bank CIMB Niaga dan serangan Polsek Hamparan Perak juga adalah operator bom malam Natal 2000 di wilayah operasi Pekanbaru, RiauBersama sekondannya, Fadli Sadama (tertangkap di Malaysia) Toni sukses meneror dua gereja di jalan Sidomulyo dan jalan Hang Tuah, Pekanbaru, Riau pada 24 Desember 2000.
Saat menjemput Fadli Sadama dari Malaysia awal bulan ini, Kombes Petrus Reinhard Golose, Direktur Penindakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyebut kelompok ini selalu punya strategi baru dalam melakukan aksinyaBahkan, menurut Golose, Fadli berhasil membuat kontak dengan gerakan pembebasan Pattani di Thailand SelatanItu artinya, kelompok teror di Indonesia sudah menjalin koneksi internasional"Karena ancaman itu dinamis, maka strategi negara juga harus dinamis," kata peraih gelar doktor ilmu kepolisian UI dengan tesis tentang deradikalisasi teroris itu.
"Sukses" aparat mengamankan Natal mendapat apreasiasi dari tokoh-tokoh umat beragama"Pesan Natal adalah damai, karena itu umat bersyukur hikmat Natal di Indonesia bisa berlangsung dengan benar-benar damai," kata Romo Benny Susetyo Pr dari KWIPendeta Nathan Setiabudi , tokoh PGI, juga menyampaikan acungan jempolnya"Negara sudah berhasil mewujudkan pesan Natal itu sendiri yakni kasih untuk semua," kata Nathan
Abdul Mu"ti dari PP Muhammadiyah menegaskan, umat Islam bukan bagian dari kelompok yang merencanakan serangan atau meneror masyarakat"Justru mereka itu mencoreng moreng nama Islam untuk kepentingan sectarian kelompok mereka," katanyaAbdul mencontohkan, rasulullah Muhammad SAW mempersilahkan umat Kristiani dari bani Najran untuk menggelar misa di Madinah"Islam itu damai dan mendamaikan," katanya.(rdl/kuh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Remunerasi, Polri Harus Perketat Pengawasan Internal
Redaktur : Tim Redaksi