Kuliah Sambil Magang Digaji Rp 5 Juta Per Bulan

Selasa, 04 April 2017 – 00:15 WIB
Para pelajar di Tabalong ketika mendapatkan sosialisasi bagaimana kuliah di Tiongkok dari Koordinator ITCC Jawa Pos, Andre So, di Aula SMKN 1 Tanjung, Rabu (29/3). Foto: IBNU DWI WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

jpnn.com - Indonesia Tionghoa Culture Center (ITCC) Jawa Pos kembali membuka peluang menerima para pelajar Kabupaten Tabalong untuk kuliah ke Tiongkok.

Rabu (29/3), di SMKN 1 Tanjung sosialisasi digelar untuk menjaring mereka.

BACA JUGA: Kesempatan Kuliah Gratis di Tiongkok

Ibnu Dwi Wahyudi, Tabalong

"Tertarik kuliah di Tiongkok. Soalnya ada beasiswa. Lumayan juga bisa dapat pengalaman. Bisa juga sambil magang," kata Nabila, siswa kelas 12 SMKN 1 Tanjung kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Gandeng Muhammadiyah Demi Pemerataan Beasiswa

Tidak itu saja yang membuatnya yakin pada pilihannya. Banyaknya kakak kelasnya di sekolah kejuruan yang sudah menuntut ilmu di negeri tersebut, menambah motivasi Nabila ingin segera ke sana.

"Saya mengambil jurusan pariwisata. Enak bisa keliling," terang wanita yang tinggal di Kalimantan Tengah ini.

BACA JUGA: Ayo Buruan Daftar, Ada Program Beasiswa S1 dan S2 Nih

Pelajar SMKN 1 Murung Pudak, Nanda Trisandi juga menunjukkan antusiasnya kuliah ke Tiongkok.

"Kuliahnya murah, ada beasiswanya. Tidak seperti kuliah di Indonesia," cetusnya.

Ia pun bertekad akan betah kuliah di sana, meski dibarengi dengan magang.

Bahkan, walau harus berpindah dari jurusan perawat yang sekarang diambil di SMK tempatnya belajar, dirinya pun siap.

"Saya tertarik untuk yang teknik elektro. Bisa magang. Orang tua juga sudah setuju," imbuhnya.

Semua ketertarikan tersebut usai mendapatkan penjelasan dari Koordinator ITCC Jawa Pos, Andre So, terkait bagaimana kuliah di Negeri Tirai Bambu, saat sosialisasi di Aula SMKN 1 Tanjung, Kamis (29/3).

ITCC Jawa Pos menyediakan 400 kuota beasiswa untuk pelajar yang berminat. Dari Tabalong punya jatah 50 siswa.

Dibeberkan Andre So, ada tiga jurusan mata kuliah yang dibuka tahun ini. Terdiri dari kedokteran, tehnik komunikasi dan elektronik teknologi.

Hanya saja, khusus kedokteran agak berbeda dengan dua jurusan lainnya, karena kuliah berada di Hubei University of Scince and Technology. Sementara lainnya di Guilin University of Electronic Technology.

"Untuk tehnik komunikasi dan elektronik teknologi sistemnya kuliah sambil magang. Pembelajarannya banyak praktek. 70 persen banding 30 persen. Senin sampai Jumat praktik, sisanya teori," jelas Andre So.

Menariknya, kuliah sambil magang mendapatkan gaji yang lumayan besar, yakni Rp 5 juta per bulan.

Itu karena tempat kuliah memiliki pabrik sendiri, sehingga mahasiswa bisa sambil menerapkan ilmu yang didapat dari kampus.

Sementara, biaya kuliah sendiri hanya dikenakan Rp 12 juta atau seharga sepeda motor, yang harus ditanggung dalam tiga bulan pertama.

Sedangkan untuk asrama gratis, dan biaya hidup tidak mahal, kisaran Rp1 juta sampai Rp1,5 juta per bulan.

Agar tidak canggung selama di Tiongkok, sebelum kuliah pesertanya wajib menjalani proses karantina untuk belajar bahasa di Banjarbaru enam bulan lamanya.

Selanjutnya, September 2017 mendatang akan diberangkatkan.

Untuk kesiapan keberangkatan, ada beberapa persyaratan yang harus disediakan.

Diantaranya, paspor, tiket, visa dan anggaran untuk biaya administrasi izin tinggal dan registrasi Rp9 juta dan medikal check-up Rp500ribu.

Sosialisasi ini tidak sekedar dihadiri pelajar, namun beberapa kepala sekolah pun mendengarkan langsung bagaimana sistem perkuliahan itu ditawarkan.

Kepala SMKN 1 Tanjung, Bambang Wahono merasa tertarik dan mendukung. Terlebih sejumlah siswanya juga ikut program ini.

"Untuk program beasiswa ke Tiongkok tahun ini tahap ketiga di sekolah kami. Mereka mengikuti jejak kakak kelasnya," katanya.

Bambang mengaku sudah melihat sendiri kondisi siswanya yang pulang berlibur ke kampung halaman. Tampak mereka betah dan tidak ada masalah.

"Saya tidak khawatir dan orang tua juga tidak ada yang khawatir, dan tidak ada yang mengeluh ke sekolah," ujarnya.

Yang terpenting, diingatkannya, agar para siswa bisa menghemat pengeluarannya dan tidak berlebihan dalam berbelanja. Kalau boros, dipastikan akan kesulitan.

Kepala SMKN 1 Murung Pudak, Syam Indera Permana, masih kurang yakin. Tapi, dia sendiri percaya selama ini siswanya yang sudah menjalani kuliah tidak ada masalah.

"Sebaiknya memang harus bupati atau kepala dinas melihat sendiri kondisi di Tiongkok," cetusnya.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tabalong, Tonie Marwan menjelaskan, sosialisasi beasiswa ke Tiongkok yang disampaikan ITCC Jawa Pos tidak bermasalah.

"Karena ada kerjasama dengan LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)," tegasnya.

Apa lagi, anaknya sendiri berkuliah di sana. "Bahkan anak saya terpilih menjadi perwakilan pemain futsal di universitasnya. Itu digaji, sekalian main Rp600 ribu," jelasnya

Selain itu, dia juga memberitahukan Pemkab Tabalong juga memberikan perhatian kepada para pelajar tersebut dengan mengucurkan dana sebagai subsidi biaya kuliah selama tiga tahun lamanya.

"Pertama Rp15 juta, kedua dan ketiga Rp10 juta," katanya.(ibn/ay/ran)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesepak Bola Muda Indonesia Raih Beasiswa ke Spanyol


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler