jpnn.com, BANJARMASIN - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mencanangkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka saat mengisi kuliah umum di STIE Indonesia Banjarmasin.
Pencanangan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) itu dilakukan LaNyalla secara simbolis kepada pihak kampus di Aula STIE Indonesia Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (24/5).
BACA JUGA: Bicara Pasal 33 UUD di STIE Banjarmasin, LaNyalla Sebut Koperasi sebagai Lantai Bursa Rakyat
Pada kesempatan itu, LaNyalla mendorong mahasiswa mempersiapkan karier yang komprehensif melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) bangsa yang unggul.
Dia meminta para mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.
BACA JUGA: Video Dewi Perssik Bikin Heboh, Bupati Sudah Berkoordinasi dengan Kapolres, Siap-siap Saja
"Kemudian eksplorasi pengetahuan dan kemampuan di lapangan. Lalu belajar dan perluas jaringan di luar program studi atau kampus asal dan timbalah ilmu secara langsung dari mitra berkualitas dan terkemuka," ujar LaNyalla.
LaNyalla juga turut menyaksikan kerja sama antara DPD RI dengan STIE Indonesia Banjarmasin dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat, dan peningkatan SDM. Kegiatan kuliah umum sendiri dilakukan gabungan secara langsung dan virtual.
BACA JUGA: Warga Berteriak Histeris saat Melihat ke Gedung Metro Pasar Baru, Astagfirullah
Secara langsung, kuliah umum dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat dan hanya diikuti sekitar 15 civitas akademika termasuk 3 perwakilan mahasiswa. Sisanya mengikuti kuliah umum secara virtual.
Dalam kuliah umum itu, LaNyalla mengangkat materi tentang "Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkeadilan’. Dia pun menyebut julukan Indonesia sebagai Zamrud Khatulistiwa tidaklah berlebihan.
"Karena Indonesia memang seperti untaian perhiasan yang terbentang sepanjang garis khatulistiwa di wilayah NKRI, dan pulau Kalimantan menjadi salah satu pulau di Indonesia yang dilalui secara tepat oleh garis khatulistiwa yang menjadikan Kalimantan sebagai titik ekuator Negara Indonesia," tuturnya.
Dijelaskan LaNyalla, hanya ada 13 Negara di dunia yang dilewati garis ekuator itu. Hal tersebut membawa banyak keuntungan terutama berkaitan dengan iklim, seperti cuaca dan intensitas hujan yang cukup sehingga seharusnya membawa kemakmuran di dalamnya.
"Garis khatulistiwa ini semakin mengasah SDA yang ada di Indonesia. Bahkan, sumber daya alam Indonesia seakan tidak lekang habis dimakan zaman, meskipun pernah dieksploitasi besar-besaran sejak era penjajahan Portugis, VOC Hindia Belanda, dan Jepang hingga pengerukan oleh perusahaan nasional dan multinasional," ujar LaNyalla.
Menurut dia, tantangan yang harus dihadapi sekarang adalah membuat SDA itu mampu mendukung kemakmuran dan kesejahteraan berkeadilan di negeri sendiri.
LaNyalla menegaskan di sinilah pentingnya kesadaran bersama untuk terus menerus bekerja tanpa lelah guna berbuat untuk bangsa dan negara ini.
"Karena perubahan adalah keniscayaan. Selama dilandaskan kepada semangat untuk bersama dalam kebaikan. DPD RI akan tetap konsisten mengawal kepentingan daerah. Karena kami para senator adalah wakil daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua STIE Indonesia Banjarmasin Yanuar Bachtiar diwakili Ketua Program Magister Manajemen STIE Indonesia Banjarmasin Ibrahim Daud menyampaikan terima kasih atas kehadiran LaNyalla beserta rombongan DPD. Mereka juga menyampaikan harapan kepada senator asal Jawa Timur itu.
"Kami menggantungkan diri yang besar kepada bapak untuk membantu kami memfasilitasi dengan pemerintah pusat baik berupa hibah maupun fasilitas dan mendukung status dari STIE menjadi institut bisnis dan teknologi,” ucap Ibrahim.
Pj Gubernur Kalsel Safrizal pada kesempatan itu berbicara soal kekayaan SDA yang melimpah di daerahnya. Dia pun mengajak seluruh komponen masyarakat agar mendukung peningkatan SDA melalui berbagai sarana, apalagi akibat pandemi Corona, banyak sektor perekonomian yang terkena imbasnya.
"Maka eksploitasi kekayaan alam yang bermanfaat untuk kita harus dikelola dengan bijaksana dan adil. Adil bagi pemerintah, adil bagi pengusaha, dan adil untuk lingkungan. Mahasiswa harus inovasi mempersiapkan alternatif pertambangan baru," udap Safrizal.
Sejumlah senator turut hadir dalam kuliah umum di STIE Indonesia Banjarmasin yaitu Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi, Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Jialyka Maharani (Sumatera Selatan), Andi Muh Ihsan (Sulawesi Selatan), Habib Ali Alwi (Banten), serta Sekjen DPD RI Rahman Hadi.
Empat senator dapil Kalsel juga ikut mendampingi LaNyalla. Mereka adalah Habib Abdurrahman Bahasyim, Habib Zakaria Bahasyim, dan Habib Hamid Abdullah, dan Gusti Farid Hasan Aman. Gusti Farid merupakan salah satu dosen di STIE Indonesia Banjarmasin.(*/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam