Kunci Pertumbuhan Ekonomi Bukan APBN tapi Dua Hal Ini

Rabu, 25 Oktober 2017 – 07:35 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi nasional terletak pada nilai ekspor dan investasi. Hal tersebut disampaikan Kepala Negara saat memberikan pengarahan kepada para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10).

“Saya titip kepada semua kunci pertumbuhan ekonomi negara kita bukan di APBN. APBN hanya stimulasi. Kuncinya hanya dua, pertama ekspor, kedua investasi,” ujar Presiden yang akrab disapa Jokowi.

BACA JUGA: Jokowi: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Itu Ekspor dan Investasi

Dia menyampaikan nilai ekspor Indonesia saat ini sudah sangat baik dilihat dari banyaknya komoditas Tanah Air yang diminati negara-negara baru sehingga ikut mendorong meningkatnya nilai ekspor dalam negeri.

Sebagai contoh adalah ekspor kopi naik 20 persen, kelapa sekarang baru laku di Eropa dan Amerika Serikat karena warga kedua negara itu gemar meninum air kelapa segar. Karena itu, Jokowi meminta peluang mengembangkan komoditas ekspor digarap secara serius.

BACA JUGA: DPR Minta Jokowi Pimpin Langsung Pemberantasan Korupsi

“Ini kesempatan bagi daerah untuk menanam ini. Pala, rempah-rempah baru ramai-ramainya. Ini kesempatan kita. Sagu, ini di Papua permintaannya banyak. Hal-hal seperti ini kepala daerah harus mengerti ada peluang karena ini bisa mendongkrak perekonomian di daerah,” pintanya.

Selain itu, di bidang investasi, mantan gubernur DKI itu mengimbau agar daerah dapat memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada industri manufaktur. Mengingat sektor ersebut diyakininya dapat membuka banyak lapangan pekerjaan.

BACA JUGA: Jokowi Ingin Densus Tipikor Diisi Orang Bersih dan Terbaik

“Izin langsung beri jangan berbelit-belit terutama untuk industri manufaktur. Jangan lagi ada perizinan sampai minggu, bulan, apalagi tahun. Malu kita! Karena masyarakat terutama umur produktif butuh pekerjaan,” tegasnya.

Di samping itu, Presiden juga mengingatkan para kepala daerah untuk tidak takut dalam mengelola anggaran. Karena pemerintah akan segera mengeluarkan Peraturan Presiden untuk membangun sistem e-planning, e-budgeting, dan e-performance. Diharapkan sistem tersebut dapat meminimalisir tindak korupsi.

“Sistem itu akan menghilangkan OTT (Operasi Tangkap Tangan) tadi. Kalau ini berjalan tidak ada yang namanya OTT. Tapi hati-hati, saya titip jangan ada yang main-main lagi masalah uang. Apalagi APBD. Saya tidak bisa bilang jangan kepada KPK. Saya bantu hanya ini, membangun sistem ini,” terang Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga berpesan kepada kepala daerah untuk terus berinovasi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerahnya masing-masing. Utamanya kesejahteraan para petani yang harus terus ditingkatkan.

Salah satunya adalah dengan mengelompokan dan mengkorporasikan petani dalam skala besar sehingga tercipta skala ekonomi yang besar pula.

Sedangkan terkait pembangunan sumber daya manusia, dia menyatakan agar pendidikan sekolah kejuruan di daerah dapat disesuaikan dengan potensi daerahnya masing-masing.

Apalagi persaingan global saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang mampu berkompetisi dan yang bisa mendorong mewujudkan hal tersebut adalah Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

“Yang berkaitan sekolah vokasi, pelatihan vokasi, disesuaikan dengan kebutuhan daerah,” ujar Presiden.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Panglima TNI, AS Mau Beri Shock Therapy ke Jokowi


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler