Kuncinya Pada Detail

Selasa, 17 Januari 2012 – 08:36 WIB

SURABAYA - CLS Knights Surabaya tampil amat mengejutkan di seri II Flexi NBL Indonesia. Agustinus Indrajaya dkk menyapu bersih lima kemenangan. Termasuk dengan menundukkan tim raksasa asal ibukota macam Dell Aspac dan Pelita Jaya Esia. CLS juga mampu memutus rantai sepuluh kemengan beruntun sang juara bertahan Satria Muda (SM) Britama.
   
Penampilan CLS di Solo sangat jauh berbeda dibandingkan saat seri pertama di Bandung 10-18 Desember lalu. Saat itu CLS kalah tiga kali melawan tim-tim menengah macam Stadium Jakarta, Muba Hangtuah IM Sumatera Selatan, dan Garuda Speedy Bandung.
   
Pelatih CLS Risdianto Roeslan mengatakan bahwa tiga kekalahan mengejutkan itu memang amat memukul timnya. Oleh karena itu, evaluasi mendasar yang dilakukan staff pelatih adalah membangkitkan mentalitas pemain yang sangat terpuruk.
   
"Seri Bandung memberikan pelajaran amat berharga pada kami. Setelah kami analisis, faktor terbesar keterpurukan kami adalah soal mental," ucap Risdi, Senin (16/1).   
   
Mantan Asisten SM mengatkan, pasca menjadi kampium Preseason Tournament di Malang tahun lalu, pemain CLS memang agak over confidence. Dampaknya, kualitas permainan tim langsung menukik di Bandung.
   
"Saya memang melihat anak-anak kurang agresif. Kelihatan banget teknisnya, di seri pertama. Komposisi starter juga bermasalah. Serangan tidak berjalan dengan baik," paparnya.
   
Risdi menceritakan selain masalah mental, jajaran melatih memang memberikan porsi latihan ekstra sebelum berlaga di Solo. Selain fokus pada permainan sendiri, Risdi juga tekun menganalisis pola lawan.
   
"Saya tidak memiliki speech khusus untuk memotivasi pemain. Terpenting attention to the detail. Kami belajar seharusnya mengeksekusi pola dengan benar. Contohnya dalam melakukan pick and roll. Ternyata latihan berhasil, anak-anak mau ngelawan," jlentrehnya.
   
Risdi menambahkan ada dua pemain yang amat bersinar di Solo. Yakni duo guard Rachmad Febri Utomo dan Andrie Ekayana. Bagi Risdi dua pemain senior itu, saat ini, memang sangat kompetitif. "Intensitas mereka tinggi. Mereka idealnya harus terus berlatih agar lebih kompetitif lagi. Karena secara teknis, skill, dan pengalaman mereka amat bagus," ujarnya.
   
Meski begitu, mantan Pelatih Universitas Gadjah Mada menekankan pada timnya harus tetap "lapar" di seri III Palembang (28 Januari-5 Februari). Sebab musuh yang dihadapi tidak mudah yakni kembali melawan Pelita Jaya dan Aspac. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Rival Kembali Beradu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler