Kuningan Alami Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Harga Naik, Pedagang Kecil Terancam Bangkrut

Minggu, 03 Juni 2012 – 11:22 WIB

KUNINGAN - Masih sulitnya mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg) membuat pedagang kecil di wilayah Kuningan, Jawa Barat menjerit. Mereka meminta pemerintah benar-benar serius menyikapi kelangkaan gas 3 kg yang kerap terjadi.

Pedagang, terutama warung makanan di pertokoan Padamenak, mengaku sejak terjadinya kelangkaan gas harganya tidak menentu. Kemarin saja mereka membeli elpiji kemasan 3 Kg dengan harga Rp17 ribu. Padahal sebelumnya Rp16 ribu. Untuk mendapatkan satu tabung terkadang harus mencari hingga tiga hari.

“Pemerintah harusnya serius menangani kelangkaan gas. Pemerintah juga harus berani melakukan tindakan tegas terhadap warga yang ekonominya mapan tapi menggunakan gas bersubsidi. Jika perlu dilakukan razia dari rumah ke rumah. Masa orang kaya yang penghasilannya besar masih menggunakan gas ukuran 3 kg yang disubsidi pemerintah,” keluh Asep, pedagang gorengan.

Sulitnya mendapatkan gas membuat usahanya terancam gulung tikar. “Sampai kapan harus susah memperoleh gas? Saya dengar pemerintah sudah bertindak, tapi kok kenyataan di lapangan, mendapatkan gas saja sulitnya bukan main. Sudah begitu harganya naik juga,” gerutu pria berperawakan kurus tersebut.

Asep dan beberapa pedagang lainnya juga merasa bingung dengan semakin sulitnya memperoleh gas. Padahal yang diinginkannya hanya satu pasokan gas tetap lancar, dan itu berarti usahanya juga lancar. “Memang ada tujuan apa dengan langkanya gas? Kalau mau dinaikkan kami siap dari pada tersiksa seperti ini,” ujar Kasus, pegadang warung makan.

Dengan kondisi seperti ini, dia dan para pelaku usaha kecil lainnya berharap pemerintah segera bertidak dan mengambil keputusan. Pedagang tidak mempermasalahkan jika harga naik asalkan barang ada.

“Lihat saja sendiri biasa saya tidak mematikan gas ketika berjualan bakso, namun karena gas sulit selalu dimatikan apabila tidak ada pembeli. Saya juga heran kok harganya di eceran melambung, padahal HET Rp13.750,” tukas pedagang baso asal Jawa Tengah tersebut.

Keluhan serupa datang dari Iis, ibu rumah tangga. Wanita yang membuka usaha warung makan itu mengaku pendapatannya menurun karena untuk memasak memerlukan gas. Sementara gasnya sulit didapat, kalaupun ada harganya biasanya melambung tinggi.

Dia juga sempat kepikiran menggunakan gas ukuran 12 kg meski akan mengurangi pendapatannya. “Saya ini paling mampu membeli tabung gas 3 kg. Kalau seperti ini mau tidak mau kami menerima harga mahal karena butuh. Meski ada kayu bakar tapi tidak seefektif gas elpiji,” ujarnya.

Pemkab Kuningan sendiri sudah melakukan berbagai langkah untuk mencari solusi agar pasokan gas tetap lancar. Asda II Setda Kuningan, Kamil Ganda Permadi menyatakan, pihaknya sudah mengajukan surat penambahan pasokan gas ke Pertamina. Meski belum mendapat jawab dari Pertamina, Kamil merasa yakin jika ajuan dari pemerintah tersebut akan dikabulkan.

“Kami sebenarnya tidak tinggal diam menyikapi masalah ini (kelangkaan gas). Artinya pemerintah juga berusaha agar pasokan tetap lancar. Hanya saja memang pasokan dari Pertamina tidak mengalami penambahan, sedangkan kebutuhan meningkat. Kami juga sudah mengimbau agar warga yang ekonominya mapan tidak menggunakan gas ukuran 3 kg. kalau untuk melakukan razia ke rumah penduduk, akan kami koordinasikan dengan pihak terkait,” jawab mantan kepala BPMD Kabupaten Kuningan tersebut. (ags/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Sempat Ngepel Lantai KA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler