Kunjungan SBY Momentum Kemitraan Indonesia-Inggris

Kamis, 01 November 2012 – 00:46 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Marty Natalegawa dan Menlu Inggris, William Hague. Foto: Kemenlu for JPNN
LONDON - Rabu (31/10) pagi waktu London, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa bertemu dengan Menlu Inggris, William Hague di kantor Kementerian Luar Negeri Inggris. Agenda pertemuan tersebut adalah membahas sejumlah hal termasuk finalisasi persiapan akhir kunjungan kenegaraan Presiden SBY ke Inggris hingga tanggal 2 November 2012.

"Kunjungan Kenegaraan Presiden RI merupakan momentum untuk mendesain kemitraan Indonesia-Inggris masa depan", kata Marty dalam siaran pers yang diterima JPNN, Rabu (31/10) malam.

Kunjungan SBY diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai perdagangan kedua negara menjadi dua kali lipat pada tahun 2015. Sebelum kunjungan SBY ke London, Menteri Perdagangan kedua negara telah melakukan annual trade talk.

Pertemuan tersebut membahas upaya-upaya untuk merealisasikan target melipatgandakan volume perdagangan kedua negara. Rencananya pada tahun 2013, Inggris akan mengirimkan 6 misi dagang ke Indonesia untuk merealisasikan komitmen tersebut.

Selain itu Indonesia dan Inggris telah melakukan energy dialogue untuk memfokuskan kerja sama energi khususnya energi baru dan terbarukan serta efisiensi energi. Sebagai anggota G-20, Indonesia dan Inggris diprediksi menjadi negara yang memiliki potensi ekonomi terbesar di dunia di masing-masing kawasan. Oleh karenanya, kemitraan kedua negara dalam dua puluh tahun kedepan sangat strategis.

Marty dan William Hague sepakat membentuk mekanisme bilateral untuk memonitor kemajuan kerja sama kedua negara pada tingkat menlu dalam setahun sekali. Sedangkan pada tingkat pejabat tinggi tiap 6 bulan.

Dalam pertemuan hari ini, kedua Menlu juga membahas isu di kawasan dan global yang menjadi perhatian bersama seperti perkembangan di Laut China Selatan, Myanmar dan Suriah.

"Sebagai dua negara demokrasi, dua negara yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dan dua negara yang memiliki potensi menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, kemitraan kedua negara harus didesain untuk memastikan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kesejahteraan rakyat kedua negara dan memberikan kontribusi bagi keamanan, perdamaian dan kemakmuran dunia," papar Marty. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandy Mengamuk, KBRI Washington Buka Line Telepon

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler