jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berkunjungan ke kediaman eks Mensos Inten Soeweno di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan.
Pertemuan kedua tokoh diwarnai dengan suasana akrab dan santai.
BACA JUGA: Kemensos Tingkatkan Kemampuan Penanggulangan Bencana dan Pertolongan di Air
Risma tiba pagi hari (17/6) dan langsung disambut oleh tuan rumah. Dengan menggunakan Bahasa Jawa kromo (halus), kedua tokoh ini berbincang dengan topik sehari-hari.
Inten Soeweno mengajak Risma berkeliling ruangan. Salah satu sudut Inten menunjukkan deretan lukisan, di antaranya karya Inten.
BACA JUGA: Kemensos Salurkan Bantuan ATENSI Senilai Rp 203,5 Juta
“Ibu tasih aktif melukis? (Ibu masih aktif melukis)?” tanya Risma.
“Tasih, menopo malih pas pandemi. Nanging sanes sedoyo lukisan kulo (Masih, apalagi pada saat pandemi. Tapi bukan semua lukisan saya),” kata Inten.
BACA JUGA: Usai Gelar RDP, Komisi VIII DPR RI Minta Tiga Hal Pada Kemensos
Ada kejutan bagi Risma, sebab tuan rumah sudah menyiapkan jamuan sarapan. Menurut Inten, masakan ini khusus dimasak sendiri untuk menjamu Risma.
“Monggo dahar rumiyin. Kulo piyambak engkang masak. Meniko sosis solo ndamel piyambak (Mari silakan sarapan. Saya sendiri yang memasak. Ini sosis solo buatan saya sendiri),” kata Inten.
“Sampun bu. Wah, ngrepot aken meniko. Sampun lho bu (Sudah bu. Wah merepotkan ini),” kata Mensos Risma. Hadir mendampingi Bu Risma, Dirjen Rehabilitas Sosial Harry Hikmat.
Sambil santap pagi, Inten mengungkapkan kepada Mensos Risma, betapa negeri ini banyak dilanda bencana. Seperti yang terbaru adalah gempa dan tsunami di Maluku. “Dados penjenengan muter terus njih meniko (Jadi anda terus keliling ini ya),” kata Bu Inten.
Atas pertanyaan Inten, Risma menyatakan bahwa semua itu merupakan risiko yang harus dihadapi sebagai pejabat publik. Risma mengingat kembali saat dia menjadi Wali Kota Surabaya harus menutup lokalisasi Dolly.
Dia mengungkapkan besarnya tantangan luar biasa dan ancaman yang harus dihadapi. Bahkan sekelompok massa datang ke rumah pribadi Risma dengan membawa aneka macam senjata tajam. “Kulo kalian bapak sampun sami-sami ikhlas (saya dan suami sudah sama-sama ikhlas),” katanya.
Inten Soeweno dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Selama menjabat sebagai Menteri Sosial pada 17 Maret 1993 hingga 14 Maret 1998, perempuan 77 tahun itu memprakarsai kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Departemen Sosial c.q Kementerian Sosial bekerja sama dengan Japan International Coorporate Agency (JICA) membangun sistem rehabilitasi vokasional di Indonesia dalam Proyek Kerjasama Teknis (Project Type for Technical Corrperaton/ PTTC) di Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (PRSBD) yang saat ini bernama Balai Besar Rehabilitasi Sosial Disabilitas “Prof. Dr. Soeharso”, Surakarta.
Kemudian didirikanlah Balai Besar Rehabilitasi Vokasional pada 1997, yang merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia cq Menteri Sosial RI dan Pemerintah Jepang cq JICA.
BBRVPD menyelenggarakan Pelatihan Vokasional bagi Penyandang Disabilitas, yang kini dikenal dengan sebutan Balai Besar Vokasional Inten Soeweno.
Atas dedikasi tersebut, Kementerian Sosial memberikan penghargaan “Sentra Kreasi Award: Penghormatan Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas”. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia