Kunjungi Ponpes Mahasina Bekasi, Puan Sebut Santri Calon Pemimpin Indonesia

Rabu, 21 September 2022 – 14:25 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani berfoto bareng santri saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Qur'an wal Hadits yang berada di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/9). Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, KOTA BEKASI - Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Qur'an wal Hadits yang berada di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dia pun mengingatkan para santri belajar dengan baik agar bisa memberikan pengabdian terbaiknya untuk bangsa dan negara.

BACA JUGA: DPR Sahkan Naturalisasi 2 Pesepak Bola, Puan: Tim Garuda Harus Makin Berprestasi

Puan tiba di Ponpes Mahasina Darul Qur'an wal Hadits, Pondok Gede, Bekasi, Rabu (21/8/2022), dengan disambut seribuan santriwan/santriwati yang menyenandungkan selawat Yaa Lal Wathan.

Puan yang didampingi pengasuh Ponpes Mahasina Drs KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Badriyah Fayumi, itu menyapa para santri.

BACA JUGA: Ratusan Santri dan Ulama Palangka Raya Dukung Ganjar di Pilpres 2024

“Para santri adalah calon pemimpin Indonesia,” ucap Puan.

Sebagai informasi, Ponpes Mahasina Darul Qur'an wal Hadits mengusung konsep ‘Pendidikan Terintregasi Kader Ulama, Pemimpin Bertakhlak Qur’ani dan Berwawasan Kebangsaan’.

BACA JUGA: RUU PDP Disahkan, DPR di Bawah Kepemimpinan Puan Mendapat Apresiasi

Maksud dari pendidikan terintegrasi adalah adalah pendidikan terpadu, terhubung, terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu pendidikan Pondok Pesantren, MTs, dan MA.

Menurut pengasuh Ponpes, salah satu program di Pondok Pesantren ini adalah kepemimpinan dan karakter.

Ponpes Mahasina pun memberikam pendidikan tanpa diskriminasi sehingga para santri yang belajar di pesantren tersebut datang dari berbagai latar belakang.

“Saya gembira ada pendidikan karakter dan kebangsaan di Pesantren Mahasina. Tidak ada diskriminasi juga saya sangat senang. Kita akan ikut bantu agar pesantren ini makin berkembang,” ujar Puan.

Semua santri Ponpes Mahasina lulus pendidikan formal setingkat Tsnawiyah dan Aliyah (SMP/SMA).

Tahun lalu, 100 persen lulusan Aliyah Ponpes Mahasina lolos perguruan tinggi negeri (PTN).

Puan juga memuji para santri Ponpes Mahasina yang Tahfidz dan Tahfidzul Quran. Mereka juga hafal kitab kuning dan menguasai Bahasa Inggris dan Arab.

Setiap tahun santri yang menempuh pendidikan di Ponpes Mahasina bertambah, dari yang hanya 17 santri di tahun 2016, sekarang sudah lebih dari 1.000 orang.

Dalam kesempatan tersebut, seorang santriwati bernama Halimatul Syadiah menyatakan ingin menjadi seperti Puan.

Dia lalu bertanya bagaimana resep untuk bisa menjadi perempuan yang sukses.

“Karena ada yang anggap perempuan di bawah laki-laki jadi nggak pede untuk tunjukkan kemampuannya,” ungkap Halimatul yang meminta Kitab Dalilil Falihin (inti dari Kitab Riyadus Salihin) kepada Puan.

Puan pun lantas meminta seluruh santri Ponpes Mahasina, khususnya perempuan, untuk selalu percaya diri.

Dia menyinggung bagaimana Indonesia punya banyak perempuan hebat, bahkan memiliki Presiden dan Ketua DPR perempuan.

“Jadi, perempuan itu bisa. Perempuan itu jangan tidak pede. Harus perjuangkan nasib sendiri. Harus punya keteguhan bahwa kita bisa. Siapa tahu nanti kamu gantikan jadi Ketua DPR seperti saya,” sebut Puan.

Kemudian, santriwan bernama Khoirul Ihsan mengaku senang atas kedatangan Puan ke Ponpes Mahasina.

“Bu Puan tokoh paling penting. Ketua DPR yang juga anaknya Bu Megawati dan cucu Bung Karno,” ucap Ihsan yang bercita-cita ingin kuliah di Kairo.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini lalu mengatakan, negara telah memberi pengakuan atas peran santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Salah satunya, kata Puan, melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015  yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang penetapan Hari Santri Nasional setiap tanggal 22 Oktober.

“Pengakuan negara terhadap peran santri itu harus dibuktikan dengan kerja-kerja nyata kaum santri, utamanya dalam menjaga Negara Pancasila dari berbagai rongrongan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain,” paparnya.

“Santri-santri juga dapat menunjukkan kecintaannya kepada Indonesia dengan menjadi putra putri terbaik bangsa, dengan rajin belajar dan selalu menjadi yang terbaik dalam berbagai bidang untuk membangun Indonesia,” imbuh Puan.

Dia menambahkan, pondok pesantren merupakan salah satu tempat utama lahirnya nasionalisme sejak masa sebelum kemerdekaan.

Puan lalu menyinggung peran tokoh-tokoh ponpes yang ikut membangun Indonesia bersama Proklamator RI Soekarno.

“Ada tradisi berjuang bersama antara Bung Karno dengan para Kyai di masa lalu dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ungkap cucu Bung Karno itu.

Menurut Puan, perjuangan itu perlu dilanjutkan di masa sekarang.

“Dalam rangka menjaga dan mengawal Negara Pancasila dan mengisi alam pembangunan bangsa Indonesia,” tegas Puan.

Sementara itu Pemimpin Ponpes Mahasina, KH Abu Bakar Rahziz mengucapkan terima kasih atas kehadiran Puan.

Apalagi, Puan merupakan keluarga dari Bung Karno yang memiliki kedekatan dengan pondok pesantren semasa hidupnya.

“Alhamdulillah hari ini kita kedatangan Mbak Puan. Beliau ini keluarga pembuat sejarah Indonesia. Kakek beliau adalah proklamator dan presiden pertama,” ujar KH Abu Bakar Rahziz.

“Ibu beliau presiden dan wakil perempuan pertama. Kakeknya presiden, ibunya presiden, anaknya calon presiden. Semoga Mbak Puan panjang umur dan selalu menebar manfaat untuk bangsa. Mudah-mudahan perjalanan Bu Puan jadi berkah dan inspirasi,” ujar Kiai Abu Bakar Rahziz. (fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler